1
1

Penurunan Stok AS Buat Harga Minyak Dunia Melonjak

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) setelah lonjakan aktivitas penyulingan AS minggu lalu mendorong penurunan persediaan bensin dan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan. Namun kenaikan itu dibatasi karena gangguan pasokan yang minimal akibat Badai Beryl.

Mengutip The Business Times, Kamis, 11 Juli 2024, Brent berjangka ditutup naik 42 sen atau 0,5 persen menjadi US$85,08 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 69 sen atau 0,85 persen menjadi US$82,10 per barel.

WTI naik sebanyak US$1 pada sesi tersebut, setelah Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 3,4 juta barel menjadi 445,1 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Juli, jauh melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk Penarikan 1,3 juta barel.

Stok bensin turun dua juta barel menjadi 229,7 juta barel, jauh lebih besar dari penurunan 600 ribu barel yang diperkirakan para analis selama pekan liburan Amerika Serikat pada 4 Juli. “Lebih dari segalanya, data EIA tampaknya menjadi kekuatan pendorong kenaikan harga saat ini,” kata Analis Price Futures Group Phil Flynn.

|Baca juga: Oona Indonesia Luncurkan Asuransi Penyakit Kritis

Kedua kontrak minyak mentah berjangka tersebut mengakhiri tiga sesi sebelumnya lebih rendah di tengah tanda-tanda bahwa industri energi Texas relatif tidak terpengaruh oleh Badai Beryl. Perusahaan minyak dan gas memulai kembali beberapa operasinya pada Selasa. Sedangkan pada Rabu pagi, Pelabuhan Houston telah kembali ke waktu mulai normal untuk operasi.

Kilang minyak dan fasilitas produksi lepas pantai mengalami kerusakan terbatas akibat badai dan sebagian besar telah kembali beroperasi normal, sehingga mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengaku belum siap untuk menyatakan inflasi telah dikalahkan. Namun dia merasa Amerika masih berada pada jalur menuju harga yang stabil dan tingkat pengangguran yang rendah. Investor bertaruh pada penurunan suku bunga pada September, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Ekonom Matador Economics Tim Snyder menyebutkan risiko geopolitik tidak banyak berpengaruh terhadap pergerakan harga. Hal itu karena investor agak lelah dengan diskusi mengenai gencatan senjata di Gaza dan perang di Ukraina. “Kami melihat berita di luar sana berdampak kecil terhadap pasar, yang berarti pasar mengabaikannya,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Bussan Auto Finance Ditegaskan idAAA dengan Prospek Stabil
Next Post BDDC Resmikan Fasilitas Pusat Data Tier IV di Jakarta

Member Login

or