1
1

Ajaib Kripto: Prospek Bullish Pasar Kripto Belum Berakhir

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto menilai prospek bullish pasar kripto masih belum berakhir yang didukung oleh faktor makroekonomi dari indikasi pelonggaran kebijakan suku bunga The Fed.

Meski sempat mengalami penurunan ke bawah harga US$55.000 pada perdagangan Senin (8/7), pergerakan Bitcoin (BTC) menunjukan pemulihan dimana sempat mencapai level US$59.469 pada perdagangan Rabu (10/7). Sementara hari ini Kamis (11/7) bertengger di harga US$57.946.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan, seminggu terakhir pasar kripto mengalami masa-masa penuh gejolak di tengah penjualan bitcoin (BTC) oleh pemerintah Jerman dan kekhawatiran tentang distribusi pengembalian ke kreditur Mt. Gox yang sudah tidak beroperasi lagi juga menimbulkan kekhawatiran di pasar kripto saat ini.

|Baca juga: Harga Bitcoin Terjun, Memecoin dan Token AI Menguat: Sinyal Apa Bagi Pasar Kripto?

“Namun, prospek bullish belum berakhir didukung oleh faktor makroekonomi. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan pada Selasa (9/7) bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Ini tampaknya mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan pelonggaran kebijakan,” katanya dalam riset dikutip, Jumat, 12 Juli 2024.

Setelah pernyataan tersebut, peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (0,25%) pada FOMC 18 September 2024 meningkat menjadi 70%. Jika terjadi, suku bunga acuan akan menjadi 5,00%-5,25%. Sementara itu, pada pertemuan FOMC 31 Juli, The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunganya, menurut CMEWatchtools.

Selain itu, Bitcoin berhasil pulih didorong oleh perdagangan ETF Bitcoin spot di AS. Menurut data SoSo Value, dari Senin (8/7) hingga Rabu (10/7), ETF ini mencatat arus masuk sebesar US$654,3 juta hanya dalam tiga hari perdagangan saja.

Sementara itu, pasar minggu ini menantikan rilis data inflasi AS, dimulai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Kamis (11/7), yang diprediksi akan menjadi 3,1% YoY, lebih rendah dari periode sebelumnya di angka 3,3% YoY. Laporan Indeks Harga Produsen (IHP) pada Jumat (12/7) diprediksi tetap di angka 2,2% YoY, sama dengan periode sebelumnya.

“Jika angka inflasi yang diumumkan melampaui harapan pasar, ini akan berpotensi memberikan dampak negatif pada Bitcoin. Namun, jika angka inflasi sesuai dengan atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum. Dari sisi analisa teknikal, Jika BTC bertahan di atas US$57.000, ada peluang menguji resistance US$60.000. Jika turun di bawah US$57.000, BTC berpotensi kembali melemah ke US$54.000 – US$55.000,” kata Panji.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bayar Iuran JKN Sebelum Tanggal 10, Dapatkan Pelayanan Kesehatan Secara Menyeluruh
Next Post Adhi Karya Kantongi Fasilitas Kredit Rp1,35 Triliun dari Bank Mandiri

Member Login

or