1
1

Dolar AS Stabil saat Investor Pertimbangkan Kemungkinan Kemenangan Trump

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Dolar AS bergerak stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) dan mata uang kripto melonjak. Situasi itu terjadi lantaran investor mempertimbangkan dampak percobaan pembunuhan mantan Presiden AS Donald Trump terhadap peluangnya dalam pemilu 2024 dan kemungkinan dampaknya terhadap pasar.

Mengutip The Business Times, Selasa, 16 Juli 2024, indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir naik kurang dari 0,1 persen hari ini di 104,10. Euro sedikit berubah pada US$1,0910 dengan sebelumnya mencapai level tertinggi sejak Maret pada US$1,0921, sementara sterling merosot 0,1 persen menjadi US$1,2979.

Imbal hasil obligasi jangka panjang AS naik karena ekspektasi kemenangan Trump akan menghasilkan kebijakan yang meningkatkan utang pemerintah dan memicu inflasi. Patokan imbal hasil treasury bertenor 10-tahun terakhir naik sekitar 3,5 basis poin menjadi 4,2197 persen. Di tempat lain, harga kripto melonjak.

Setelah penembakan tersebut, investor mempersempit peluang kemenangan Trump. Ekspektasi seperti ini di masa lalu telah memperkuat dolar karena para pedagang memperkirakan menyebabkan kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif perdagangan tambahan.

|Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Besar-Kecilnya Kontribusi Asuransi Kesehatan Syariah

Namun kenaikan mata uang ini pada jam perdagangan Asia-Pasifik hanya berumur pendek, karena pasar juga fokus pada prospek kebijakan moneter.

“Masih banyak hal yang harus diselesaikan antara sekarang dan November dan banyak ketidakpastian tentang apa yang akan dilakukan Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang,” kata Ahli Strategi Valas Rabobank Jane Foley.

Pasar sekarang sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin dari The Fed pada September setelah data minggu lalu menunjukkan harga konsumen turun secara bulanan untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada Juni.

“Di satu sisi, ada kemungkinan peningkatan pemotongan suku bunga The Fed pada September dan di sisi lain ada peningkatan peluang Presiden Trump yang menunjukkan siklus suku bunga bisa sangat terbatas,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dua Seri Surat Utang Astra Sedaya Finance Bakal Jatuh Tempo
Next Post ADRO, DEWA, SMDR, dan TUGU Jadi Rekomendasi Saham Layak Koleksi Hari Ini

Member Login

or