1
1

Menyiasati Inflasi Biaya Pendidikan melalui Investasi Reksa Dana

Ilustrasi. | Foto: Danacita

Media Asuransi, JAKARTA – Kenaikan biaya pendidikan yang terjadi setiap tahun menuntut para orang tua untuk menyiapkan strategi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pendidikan buah hatinya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), uang pangkal sekolah swasta rata-rata naik sebesar 10 persen hingga 15 persen setiap tahun, sementara inflasi pendidikan nasional mencapai 2,83 persen. Alhasil, dana pendidikan jadi salah satu tujuan keuangan yang krusial dan perlu direncanakan sedini mungkin.

Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama, mengatakan bahwa pada realitasnya, memang biaya Pendidikan selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, sehingga para orang tua membutuhkan strategi khusus dalam mempersiapkan dana Pendidikan. Salah satu pilihan paling rasional adalah mempersiapkan skema investasi yang tepat sejak dini.

“Berbagai pilihan investasi yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan. Orang tua perlu cermat dalam memilih Instrumen keuangan dengan risiko yang terukur dan imbal hasil yang stabil. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah investasi pada reksa dana, yang menawarkan fleksibilitas jangka waktu investasi sesuai kebutuhan, serta manajemen risiko yang terkelola dengan baik oleh Manajer Investasi,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 18 Juli 2024.

|Baca juga: Biaya Pendidikan Terus Melonjak, Berikut Tips Menghadapinya

Menurutnya, investasi pendidikan merupakan langkah strategis dimana penting untuk melakukan penyesuaian produk, jumlah dana dan tujuan pendidikan di masa depan. Untuk mengatasi tingkat kenaikan biaya pendidikan, para orang tua perlu secara teratur menyisihkan dana investasinya dalam jangka waktu tertentu.

Misalnya dengan mengalokasikan sebagian pendapatan setiap bulan, orang tua dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka dengan tenang dan efisien.

Danica mengatakan reksa dana adalah salah satu alternatif investasi yang ideal untuk mempersiapkan dana pendidikan. Hal ini karena reksa dana menawarkan berbagai jenis dengan karakteristik berbeda yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan investor. Ada beberapa macam reksa dana yang dapat dipertimbangkan dalam mempersiapkan dana pendidikan, di antaranya:

Pertama, Reksa Dana Pasar Uang. Reksa dana pasar uang cocok untuk investor yang menginginkan investasi dengan risiko rendah. Meskipun memiliki rata-rata imbal hasil historis relatif lebih rendah dibanding jenis reksa dana yang lain, yaitu dengan potensi return sebesar 5 persen hingga 6 persen, namun tingkat risiko dan jangka waktu yang relatif lebih pendek, reksa dana ini cocok untuk mempertahankan nilai investasi dari gerusan inflasi.

Kedua, Reksa Dana Pendapatan Tetap. Reksa dana jenis ini menawarkan expected return relative sedikit lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap memiliki return di kisaran 7 persen-10 persen. Tingkat return ini terbilang cukup aman karena lebih tinggi dari tingkat inflasi pada umumnya.

|Baca juga: Biar Anti Boncos, Berikut 5 Cara Bijak Sebelum Memilih Investasi di Reksa Dana

“Pada reksa dana pendapatan tetap, investor akan mendapatkan keuntungan dari investasi yang ditempatkan dalam bentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporat. Meski lebih aman dan relatif lebih stabil, investor disarankan untuk menempatkan dananya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun untuk meminimalisir risiko fluktuasi pasar.”

Ketiga, Reksa Dana Campuran. Reksa dana ini dianggap cocok untuk investor yang memiliki profil risiko moderat dan memiliki tujuan jangka menengah panjang (3 tahun-5 tahun atau lebih). Reksa dana campuran adalah investasi yang menempatkan dana kelolaannya di berbagai macam efek, antara lain ekuitas (saham), surat utang (obligasi), dan pasar uang (deposito).

“Penempatan dana di efek yang bervariasi ini membuat investor lebih fleksibel, terdiversifikasi optimal, dan risikonya lebih rendah dibandingkan reksa dana saham. Reksa dana ini cocok dilakukan dengan jangka waktu panjang karena menawarkan estimasi tingkat pengembalian hingga 10 persen setiap tahunnya.”

Keempat, Reksa Dana Saham. Jenis reksa dana ini cocok untuk profil investor yang agresif karena menawarkan potensi tingkat pengembalian keuntungan yang lebih tinggi dibanding reksa dana jenis lainnya.

Namun sesuai dengan pepatah, high risk high return, reksa dana ini memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi pula dibanding reksa dana jenis lain. Hal ini lebih dikarenakan dana investasi akan dialokasikan pada pasar saham yang terkenal lebih fluktuatif dan sensitif terhadap sentimen. Untuk memaksimalkan tingkat keuntungan, banyak pihak menyarankan untuk melakukan investasi di reksa dana ini dalam jangka waktu panjang.

“Selayaknya seluruh jenis investasi yang ada, berinvestasi di reksa dana juga tak bisa lepas dari faktor risiko. Banyak hal yang perlu diperhitungkan untuk meminimalisir risiko di setiap instrumen investasi. Maka dari itu, peran manajer investasi menjadi penting. Berbekal pengalaman dan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang investasi, manajer investasi dapat membantu investor mengelola portofolionya. Dan tak lupa, terpenting adalah diversifikasi investasi juga perlu dilakukan oleh investor untuk meminimalisir potensi penurunan nilai investasinya,” tutup Danica.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Danamon Umumkan Pembaharuan Logo
Next Post Antam Catatkan Penjualan Emas sebesar 15.969 kg pada Semester I/2024

Member Login

or