1
1

Risiko Siber Kini Jadi Ancaman Paling Besar di Industri Asuransi

Ilustrasi. | Foto: djkn.kemenkeu.go.id

Media Asuransi, GLOBAL – Risiko siber kini dianggap sebagai ancaman paling signifikan bagi industri asuransi, bahkan melebihi bencana alam dan risiko politik. Kondisi itu mengharuskan semua pihak terutama pelaku industri lebih berhati-hati dan waspada.

“Dampaknya bagi bisnis bisa sangat parah. Di Uni Eropa, GDPR (disahkan pada 2016) telah mengakibatkan denda besar bagi bisnis yang menjadi korban serangan siber,” kata Analis Asuransi Senior GlobalData Ben Carey-Evans, dikutip dari Insurance Asia, Rabu, 24 Juli 2024.

Usai covid-19, GlobalData menyebutkan, peningkatan serangan siber telah meningkatkan tekanan pada perusahaan asuransi untuk meningkatkan manajemen risiko proaktif dan menganjurkan strategi perlindungan siber yang kuat.

|Baca juga: Manulife IM Melihat Peluang Menarik di Tengah Siklus Penurunan Suku Bunga Global

Jajak pendapat yang dilakukan oleh GlobalData mengungkapkan lebih dari sepertiga responden memperkirakan risiko siber akan menjadi ancaman utama dalam tiga tahun ke depan.

Karena perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menyimpan data pribadi dalam jumlah yang semakin besar, mereka menjadi lebih rentan terhadap serangan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pencegahan.

Perusahaan asuransi harus melampaui kebijakan tradisional, dengan fokus pada manajemen risiko proaktif, termasuk pemantauan dan pelatihan, untuk melindungi bisnis dari ancaman siber. Meskipun masalah makroekonomi dan rantai pasokan saat ini memengaruhi harga, namun para ahli percaya tantangan-tantangan ini akan mereda.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Ramal Profitabilitas Maipark Indonesia Stabil Meski Terpapar Risiko Bencana
Next Post Bidik Nasabah Tajir, Prudential Financial Advisors Targetkan 1.000 Tim di 2024

Member Login

or