Media Asuransi, JAKARTA – Industri perasuransian Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh meningkatnya awareness masyarakat terhadap pentingnya stabilitas finansial. Melihat tingginya potensi asuransi di Indonesia, Indonesia Re merasa perlu adanya transformasi pengelolaan aset terutama dalam hal digitalisasi data dan knowledge management.
Digitalisasi data asuransi merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, layanan, integritas, serta peranan perusahaan sebagai penyedia solusi reasuransi dengan mengedepankan perkembangan teknologi yang progresif dan agile.
|Baca juga: Indonesia Re Berupaya Perkuat Industri Asuransi Lewat IIC 2024
Industri reasuransi saat ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, oleh karena itu, Indonesia Re berupaya keras untuk meningkatkan literasi reasuransi. Kepercayaan masyarakat menjadi hal fundamental yang perlu didapat dan dijaga oleh Indonesia Re sebagai perusahaan reasuransi yang memastikan kelangsungan hidup mereka. Rendahnya tingkat kepercayaan publik dipengaruhi oleh rendahnya angka penetrasi dan akses masyarakat terhadap produk asuransi.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu. | Foto: Indonesia Re
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Benny Waworuntu, dalam sambutannya di acara Indonesia Re International Conference (IIC) 2024 dengan tema “Accelerating Transformation in Insurance Industry: Driving Growth, Strengthening Resilience” di Jakarta, 24 Juli 2024.
Perhelatan yang diadakan selama dua hari tersebut, pada hari pertama dihadiri lebih dari 300 partisipan terdiri dari perusahaan asuransi, stakeholders, dan media yang hadir secara luring dan sebanyak 1.162 hadir daring melalui siaran langsung di Youtube.
Benny mengatakan bahwa digitalisasi membuka jalan bagi inovasi dalam produk dan layanan asuransi. Data digital membuat perusahaan dapat dengan mudah mengimplementasikan teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan pelayanan perusahaan ke ceding.
|Baca juga: Kolaborasi IFG dan Indonesia Re Kaji Standarisasi Data Baru di Industri Asuransi
Benny kemudian menyebut bahwa transformasi, pertumbuhan, dan ketahanan adalah pilar utama yang akan membimbing perjalanan kita menuju masa depan yang berkelanjutan. “Dalam menghadapi tantangan dan peluang di era modern ini, perusahaan kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perubahan global dengan mengedepankan kebijakan yang sejalan dengan pandangan makro, regulasi pemerintah, inovasi teknologi terbaru, dan prinsip ekonomi hijau,” tambahnya.
Pada perhelatan IIC 2024, Indonesia Re menghadirkan tokoh pemerintah, pakar industri asuransi, dan akademisi sebagai pembicara untuk mengidentifikasi dan menganalisa tantangan yang ada di sektor perasuransian serta perekonomian di lingkup nasional dan global secara kritis dan mendalam, termasuk untuk mendiskusikan solusi alternatif dari isu tersebut. Beberapa pembicara yang hadir secara luring dan daring di hari pertama diantaranya adalah Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung, Ketua KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan Kementerian BUMN, Robertus Billitea, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Kementerian Keuangan RI, Adi Budiarso, dan CEO AON Reinsurance Solutions Asia, Richard Jones.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News