Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru dari Guy Carpenter mengungkapkan kerugian yang diasuransikan akibat gangguan IT global yang terkait dengan CrowdStrike diperkirakan berkisar antara US$300 juta hingga US$1 miliar.
Pada 19 Juli lalu, CrowdStrike, penyedia teknologi keamanan siber, merilis pembaruan Rapid Response Content (RRC) ke alat EDR-nya yang bernama Falcon, yang beroperasi di perangkat Microsoft Windows.
Pembaruan ini mengandung cacat dalam kode perangkat lunak yang dilaporkan memengaruhi 8,5 juta perangkat Windows. Meski CrowdStrike dengan cepat membatalkan pembaruan tersebut dan memperkenalkan perbaikan, dampaknya sudah signifikan.
Laporan dari Guy Carpenter menyatakan peristiwa CrowdStrike menyoroti potensi keparahan keterkaitan rantai pasokan digital, karena mengganggu tidak hanya pelanggan CrowdStrike tetapi juga menyebar melalui jaringan pihak ketiga, memengaruhi ketahanan industri yang tampaknya tidak terkait.
Namun demikian, perusahaan asuransi telah dengan hati-hati mempertimbangkan implikasi dari peristiwa ini dan terus mendukung klien mereka dengan cakupan yang tidak berubah. “Ini menunjukkan ketahanan pasar asuransi siber,” kata laporan tersebut.
|Baca juga: Laba Bersih FIF Tumbuh 11,7% di Semester I/2024
|Baca juga: Jadi Official Bank Partner Konser 30 Tahun GIGI, BCA Tebar Diskon Pembelian Tiket
Dilansir dari laman Reinsurance News, Senin, 5 Agustus 2024, perkiraan dari Guy Carpenter menunjukkan bahwa kurang dari satu persen perusahaan di seluruh dunia dengan asuransi siber terkena dampak.
Dengan perbaikan cepat yang diperkenalkan, banyak organisasi dikatakan memiliki kesempatan untuk mengurangi gangguan sebelum periode menunggu klaim gangguan bisnis berakhir, yang biasanya berkisar antara 4-12 jam dalam kebijakan asuransi siber. Akibatnya, kerugian yang diasuransikan diperkirakan antara US$300 juta hingga US$1 miliar.
Temuan Guy Carpenter juga menunjukkan peristiwa ini tidak akan mengakibatkan kerugian material bagi sebagian besar perusahaan asuransi, meskipun ini bisa berubah berdasarkan kata-kata yang diadopsi oleh perusahaan asuransi, konsentrasi penjaminan emisi dalam sektor industri yang terkena dampak, dan adopsi cakupan kegagalan sistem.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News