Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia mengumumkan perubahan dalam peringkat PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, tanggal 22 Juli 2024. Fitch telah merevisi Outlook Peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) MAIPARK dari Stabil menjadi Positif. Selain itu, mereka juga mengafirmasi peringkat MAIPARK di level ‘A (idn)’.
Fitch menyatakan bahwa revisi outlook mencerminkan kinerja keuangan MAIPARK yang meningkat dan kapitalisasi yang semakin kuat. Fitch memperkirakan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan tetap terjaga meskipun ada eksposur terhadap risiko bencana, yang didukung oleh pengaturan retrosesi yang lebih kuat.
“Kami menilai penyangga modal MAIPARK akan terus mendukung konsentrasi bisnisnya pada risiko gempa bumi selama 12 hingga 24 bulan ke depan. Afirmasi peringkat mencerminkan profil perusahaan yang ‘Kurang Baik’ dan portofolio investasi yang konservatif,” jelas Fitch dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 5 Agustus 2024,
|Baca juga: Fitch Ramal Profitabilitas Maipark Indonesia Stabil Meski Terpapar Risiko Bencana
Peringkat Nasional IFS ‘A’ menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban terhadap pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau emiten lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.
Faktor-faktor Penggerak Peringkat
- Profitabilitas yang meningkat
Profitabilitas MAIPARK telah meningkat, tercermin dari peningkatan return on equity (ROE) menjadi 10 persen pada tahun 2023, dari tujuh persen pada tahun 2022, karena pendapatan investasi yang lebih tinggi. Rata-rata tiga tahun ROE adalah delapan persen selama periode 2021-2023.
Perusahaan telah mengelola combined ratio dengan baik, dengan rata-rata tiga tahun sebesar 78 persen. MAIPARK membayar komisi tinggi kepada perusahaan ceding untuk mempertahankan pertumbuhan premi bruto (GPW) sebesar delapan pada tahun 2023, lebih rendah dibanding tahun 2022 sebesar 10 persen.
- Modal regulasi yang memadai
Fitch memperkirakan MAIPARK akan mempertahankan penyangga modal yang cukup dikarenakan eksposurnya terhadap risiko gempa bumi. Kapitalisasi MAIPARK, yang diukur dengan rasio modal berbasis risiko (RBC), adalah 1.048 persen pada akhir tahun 2023, jauh di atas persyaratan regulasi minimum sebesar 120 persen.
Peningkatan ini disebabkan oleh lebih tingginya aset yang diperkenankan, setelah penempatan yang lebih tinggi dalam deposito berjangka. Selain itu, saldo ekuitas perusahaan sudah di atas persyaratan ekuitas baru tahun 2026 sebesar Rp500 miliar.
|Baca juga: Bos Maipark Pede Capai Ekuitas Rp2 Triliun, Caranya?
Namun, jumlah absolut modal lebih rendah dibandingkan dengan beberapa reasuransi domestik dan internasional di Asia Tenggara, membuat reasuransi ini rentan terhadap guncangan eksternal. Hal ini sangat membebani penilaian peringkat Fitch terhadap asuransi-asuransi kecil seperti MAIPARK.
- Cakupan retrosesi membatasi risiko klaim
Menurut Fitch, MAIPARK memiliki cakupan retrosesi yang memadai untuk mengelola eksposur risiko gempa bumi. Panel retrosesi didominasi oleh perusahaan retrosesi luar negeri yang diberi peringkat ‘A-‘ atau lebih tinggi pada skala internasional, dan jumlah perusahaan retrosesi luar negeri pada panel tahun 2024 telah meningkat.
Fitch menilai MAIPARK memiliki cakupan retrosesi dengan batas proteksi yang memadai untuk menutupi kerugian untuk periode pengembalian di atas persyaratan regulasi minimum. Perusahaan memiliki alat pemodelan bencana internal, MAIPARK Catastrophe Modelling, dan sistem manajemen risiko perusahaan, SENA Catastrophe Portfolio Management, untuk memantau risiko secara ketat.
“Selain itu, eksposur basis modal MAIPARK terhadap reinsurance recoverables termasuk baik sebesar 12 persen pada akhir tahun 2023,” jelas Fitch.
- Profil perusahaan ‘kurang baik’
Fitch menilai profil perusahaan MAIPARK sebagai ‘kurang baik’, berdasarkan profil bisnis yang ‘kurang baik’ dan tata kelola perusahaan yang ‘netral’ dibandingkan dengan asuransi domestik lainnya.
Penilaian profil bisnis mencerminkan status MAIPARK sebagai reasuransi khusus dalam gempa bumi dan risiko khusus meskipun dengan ukuran aset dan premi yang kecil dibandingkan dengan reasuransi lokal lainnya dan reasuransi yang ada di Asia-Pasifik. Selera risiko setara dengan sektor meskipun diversifikasi terbatas karena konsentrasi MAIPARK pada risiko gempa bumi.
- Sesi wajib mendominasi
MAIPARK memperoleh sebagian besar GPW dari pengaturan sesi wajib untuk risiko gempa bumi di Indonesia, yang menyumbang 94 persen dari total GPW pada tahun 2023. Sisanya berasal dari sesi non-wajib, seperti bisnis asuransi properti milik negara, hipotek dan pertanian. Perusahaan memperoleh sebagian besar bisnisnya melalui sumber-sumber langsung.
- Aset investasi likuid
Fitch menilai MAIPARK memiliki strategi investasi yang konservatif, dengan sekitar 70 persen aset yang diinvestasikan ditempatkan dalam bentuk kas, deposito berjangka, dan surat berharga pendapatan tetap pada akhir tahun 2023.
Rasio aset likuid tergolong tinggi, untuk memberikan penyangga dalam hal klaim setelah bencana alam yang besar. Eksposur terhadap aset berisiko, termasuk saham, tergolong rendah dibandingkan dengan ekuitas perusahaan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News