Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan postur dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dirancang sebagai APBN transisi untuk mempersiapkan pemerintahan Presiden terpilih mulai Oktober 2024.
Menkeu menyebut RAPBN 2025 perlu dikelola dengan cermat agar dapat menjadi shock absorber terhadap guncangan ekonomi global yang masih sangat dinamis dengan risiko dan ketidakpastian yang perlu terus diantisipasi, sekaligus memastikan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan mengejar cita-cita Indonesia emas 2045.
Menkeu mengatakan, hingga saat ini pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih stagnan. Adapun faktor risiko dan ketidakpastian bersumber dari tingkat bunga yang masih tinggi, eskalasi konflik geopolitik, peningkatan tensi perang dagang, serta risiko-risiko yang berdampak struktural, seperti perubahan iklim, digitalisasi, serta masalah demografi.
Namun demikian, tambahnya, meski berada di tengah berbagai gejolak global tersebut, ekonomi Indonesia tetap terjaga dengan baik. Bahkan dalam dekade terakhir, kesejahteraan juga membaik dengan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang menurun.
|Baca juga: Banjir Promo Kemerdekaan di BCA Expo 2024
Untuk itu, kebijakan fiskal 2025 perlu dijaga agar tetap sehat dan dapat terus menjadi instrumen yang mendukung keberlanjutan, penguatan dan akselerasi melalui berbagai program prioritas yang dapat diakomodasi dan diimplementasikan secara efektif.
“Pada 2045 dengan aspirasi untuk mencapai high income country, jumlah penduduk kita dengan demografi growth yang sekarang ini diperkirakan mencapai 324 juta, 65 persen usia produktif dan 70 persen adalah kelas menengah,” kata Ani, sapaan akrabnya, dikutip dari keterangannya, Senin, 19 Agustus 2024.
“Itu akan menjadi desis ekonomi kelima terbesar di dunia dan menimbulkan motor penggerak ekonomi dunia. Tapi untuk mencapai itu, kita harus menciptakan terus nilai tambah dari setiap sektor, komposisi dari manufaktur, pertanian, dan jasa harus terus ditingkatkan,” tambahnya.
Angka pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2025
Dengan demikian, Menkeu memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2025 mencapai 5,2 persen, inflasi di angka 2,5 persen, dan defisit anggaran sekitar 2,53 persen dari PDB. Penerimaan negara diperkirakan mencapai Rp2.996,9 triliun, dengan belanja negara sebesar Rp3.613,1 triliun.
|Baca juga: 5 Tips Cerdas Terhindar dari Modus Penipuan saat Bertransaksi Daring
“Yang didukung dengan penguatan efisiensi belanja, produktivitas, dan perlindungan yang tepat sasaran. Postur ini dirancang untuk mendukung program-program prioritas dengan tetap menjaga keseimbangan fiskal,” kata Menkeu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, APBN terus menjaga dan mendukung transisi politik secara smooth dan efektif. “Kita terus fokus sesuai dengan arahan dari Presiden saat ini dan Presiden terpilih adalah tema keberlanjutan, penguatan, dan akselerasi. APBN adalah instrumen yang merespons berbagai tantangan yang sering muncul,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News