1
1

Insurtech Asia Tenggara Menggeliat di Tengah Ketidakpastian Global

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Sektor teknologi asuransi (insurtech) di Asia Tenggara mencatatkan peningkatan signifikan dalam nilai transaksi pada 2023. Hal itu dapat terjadi meski di tengah ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik global.

Mengutip Insurance Asia, Jumat, 23 Agustus 2024, berdasarkan laporan EY dan Singlife, disebutkan nilai transaksi sektor ini mencapai US$2,35 miliar dari 27 kesepakatan, melonjak dari US$538 juta dari 39 kesepakatan pada 2022. Angka ini hampir mendekati puncak tertinggi yang pernah dicapai pada 2020 sebesar US$2,36 miliar dari 32 kesepakatan.

|Baca juga: Risalah: The Fed Siap Pangkas Suku Bunga di September

Pada 2020, sebagian besar nilai transaksi didorong oleh merger Singlife dengan Aviva Singapore yang bernilai lebih dari US$2 miliar.

Dalam laporan bertajuk ‘InsurTech Landscape in ASEAN – Key Trends and Opportunities Shaping the InsurTech Sector’, disebutkan para investor kini semakin selektif, dengan fokus pada perusahaan yang sudah terbukti menguntungkan, memiliki teknologi inovatif, atau kehadiran regional yang kuat.

Tren ini terlihat dari akuisisi Singlife oleh Sumitomo Life yang menilai perusahaan asuransi asal Singapura tersebut sebesar US$3,5 miliar, serta pendanaan Seri B senilai US$246 juta yang diraih oleh Bolttech. Sebaliknya, perusahaan tahap awal menghadapi tantangan pendanaan, dengan hanya dua kesepakatan Seri A yang totalnya mencapai US$2,3 juta.

|Baca juga: Struktur Permodalan KB Insurance Diramal Kian Kuat, Ini Alasannya!

Singapura tetap mendominasi dalam hal pendanaan dan jumlah kesepakatan insurtech, menguasai 85 persen dari nilai transaksi. Namun, negara-negara seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia semakin menarik minat investor karena demografi yang menguntungkan dan perkembangan pasar yang pesat.

Partner di Ernst & Young Solutions LLP Rahul Vardhan mengatakan pendanaan di masa mendatang kemungkinan lebih difokuskan pada perusahaan pemimpin kategori yang memiliki rekam jejak pertumbuhan berkelanjutan dan kehadiran regional yang kuat.

“Kehadiran di beberapa yurisdiksi akan menjadi pembeda utama untuk memungkinkan skala di pasar asuransi Asia Tenggara yang masih kurang terlayani. Namun, ekspansi regional adalah upaya yang memerlukan modal besar serta pemahaman mendalam tentang regulasi lokal untuk mengatasi tantangan regulasi dengan lancar,” pungkas Vardhan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cuaca Ekstrem Bikin Biaya Asuransi di Australia Melejit
Next Post Pertumbuhan Industri Asuransi Thailand Diramal Capai US$23,1 Miliar di 2028

Member Login

or