Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan menara telekomunikasi PT Bali Towerindo Sentra Tbk di ‘A-(idn)’ dengan Outlook Stabil.
Fitch juga telah mengafirmasi program sukuk ijarah senilai Rp2 triliun milik Bali Tower dan sukuk yang diterbitkan di bawah program tersebut di ‘A-(idn)’.
“Afirmasi ini mencerminkan ukuran perusahaan yang kecil dan ekspektasi kami bahwa segmen non-menara, yang memiliki profil bisnis lebih lemah dibandingkan segmen menara, akan mendorong pertumbuhan dalam jangka menengah. Hal ini sebagian diimbangi oleh profil keuangan yang solid, dengan EBITDA net leverage sebesar 3,0x-4,0x dan EBITDA interest coverage di atas 3,0x dalam jangka pendek,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 23 Agustus 2024.
|Baca juga: Bali Towerindo Kantongi Fasilitas Kredit Rp575 Miliar dari Bank Mandiri
Meskipun EBITDA net leverage dan interest coverage perusahaan lebih kuat daripada pedoman tindakan pemeringkatan positif, Fitch tidak akan mengambil tindakan peringkat positif sampai Fitch mengetahui lebih jelas mengenai metrik kredit yang mungkin terjadi secara berkelanjutan mengingat kemungkinan proyek besar dan ketidakpastian yang terkait dengan potensi merger antara PT XL Axiata Tbk (BBB/AAA(idn)/Negatif) dan PT Smartfren Telecom Tbk. Peringkat juga merefleksikan likuiditas yang relatif terbatas.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Fitch memproyeksikan pertumbuhan low single-digit pada pendapatan menara di tahun 2024-2026, setelah merger PT Indosat Tbk (BBB-/Positif; AA+(idn)/Stabil) dan PT Hutchison 3 Indonesia. Indosat menyumbang 40% dari pendapatan menara Bali Tower pada 1H24.
Setelah merger, beberapa lokasi yang tumpang tindih akan direlokasi dan sekitar 86 lokasi tidak akan diperbarui setelah masa berlakunya habis. Perusahaan menara terpapar risiko konsolidasi telco, yang dapat menyebabkan tidak diperbaruinya sewa untuk lokasi yang tidak lagi diperlukan.
|Baca juga: Peringkat Bali Towerindo (BALI) Ditegaskan idA- Stabil oleh Pefindo
Fitch memperkirakan pertumbuhan jangka pendek akan didorong oleh proyek very small terminal aperture (VSAT) Bali Tower dan produk fiber-to-the-x (FTTX) pemerintah. Perusahaan akan mengoperasikan lebih banyak titik JakWifi dan CCTV pada tahun 2024, yang akan mendorong pertumbuhan pendapatan FTTX ke tingkat high-teens.
Bali Tower memperkirakan untuk ditugaskan 8.000 titik VSAT pada akhir 2024 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, setelah diberikan sekitar 5.300 titik hingga saat ini. Umbrella contract tersebut berlaku selama empat tahun.
Kekuatan bisnis menara diimbangi oleh eksposur ke bisnis VSAT dan FTTX. Margin FTTX sekitar 60% lebih tipis dibandingkan dengan segmen menara yang mencapai 70%. Segmen ini juga menghadapi persaingan yang ketat dan kurangnya kontrak jangka panjang. EBITDA margin VSAT juga berada di sekitar 60%, meskipun mendapat manfaat dari biaya instalasi.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan EBITDA margin Bali Tower menjadi sekitar 70% pada tahun 2024 (1H24: 66%, 2023: 66%), sebelum menurun ke kisaran pertengahan 60% setelahnya. “Kami memproyeksikan VSAT akan menyumbang 20% dari pendapatan dalam jangka menengah dan FTTX di sekitar 30%-35%.”
Editor: Achmad Aros
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News