1
1

Setelah Sempat Gagal Bayar, Kapuas Prima Coal (ZINC) Akhirnya Bayar Bunga Obligasi

Ilustrasi. | Foto: kapuasprima.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Setelah sempat mengalami gagal bayar, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) telah melakukan pembayaran atas bunga ke-22, amortisasi, dan denda obligasi I Kapuas Prima Coal tahun 2018 Seri E sebesar Rp1,48 miliar.

Direktur Utama Kapuas Prima Coal Harjanto Widjaja menjelaskan pada tanggal 22 Agustus 2024 perseroan telah membayarkan atas bunga sebesar Rp954,53 juta, amortisasi obligasi I Kapuas Prima Coal Tahun 2018 seri E sebesar Rp500 juta, denda bunga sebesar Rp14,32 juta, dan denda amortisasi sebesar Rp7,5 juta.

“Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih,” katanya dalam keterbukaan informasi publik dikutip, Jumat, 23 Agustus 2024.

|Baca juga: Dirut Kapuas Prima Coal (ZINC) Buka-Bukaan Penyebab Gagal Bayar Bunga Obligasi

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat untuk Obligasi I/2018 yang diterbitkan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) menjadi idD dari idCCC.

Pada saat yang sama, Pefindo juga merevisi peringkat korporasi ZINC menjadi idD dari sebelumnya idSD. “Tindakan pemeringkatan kami menindaklanjuti ketidakmampuan ZINC dalam menyelesaikan pembayaran pokok dan bunga obligasi yang telah direstrukturisasi sebesar total Rp1,45 miliar pada 13 Agustus 2024,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 20 Agustus 2024.

Pefindo dapat meninjau kembali peringkat perusahaan jika ZINC berhasil menyelesaikan permasalahan terkait kewajiban keuangan perusahaan kepada krediturnya.

Didirikan pada tahun 2005, ZINC bergerak pada bidang usaha eksplorasi dan produksi atas metal industri: seng (Zn), timbal (Pb), perak (Ag), dan juga bijih besi (Fe). Saat ini ZINC mengoperasikan tiga blok tambang bawah tanah dengan nama Gossan, Karim, dan Ruwai di Lamandau, Kalimantan Tengah.

Terdaftar sebagai perusahaan terbuka pada tahun 2017, pemegang saham ZINC per 30 September 2023 adalah Sim Anthony (14,42%), Kioe Nata (12,33%), Budimulio Utomo (10,15%), PT Sarana Inti Selaras (9,78%), Haroen Soedjatmiko (9,57%), William (9,16%), dan publik (34,59%).

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Bali Towerindo Sentra (BALI) A- dengan Outlook Stabil
Next Post Laba Indo Tambangraya Megah (ITMG) Turun 58,05% pada Semester I/2024

Member Login

or