Media Asuransi, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diketahui telah melaksanakan program pensiun dini sebanyak 1.008 karyawan perseroan.
VP Investor Relations Telkom Indonesia Octavius Oky Prakarsa menjelaskan program pensiun dini merupakan salah satu strategi perseroan untuk melakukan Workforce Alignment atau penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka menyukseskan langkah transformasi 5 Bold Moves yang tengah dijalankan perseroan, yang mana perlu diikuti dengan ketersediaan digital talent dengan kompetensi spesifik yang mumpuni.
“Program pensiun dini juga dilakukan guna menciptakan persepsi positif bagi investor, dimana Telkom telah menjalankan efisiensi yang ditujukan untuk produktivitas yang lebih baik di masa mendatang,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi publik dikutip, Jumat, 30 Agustus 2024.
Sebelum pelaksanaan program pensiun dini, jelas dia, perseroan terlebih dahulu telah melakukan redesain organisasi yang lebih lean dalam rangka optimalisasi sumber daya untuk mendukung langkah transformasi bisnis yang sedang berjalan.
|Baca juga: Telkom Beri Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah
“Tak hanya itu, bagi perseroan sendiri program pensiun dini dapat meningkatkan efisiensi beban dan produktivitas karyawan, memberikan peluang untuk regenerasi karyawan serta pengembangan karier bagi digital talent muda.”
Program pensiun dini dibuka bagi seluruh karyawan yang selanjutnya dilakukan prioritas seleksi terhadap pendaftar yang merupakan karyawan terdampak restrukturisasi organisasi dengan sisa masa kerja 3 tahun-4 tahun. Dengan demikian, program ini diyakini tidak mengganggu operasional bisnis perseroan.
“Program pensiun dini ini bersifat sukarela dimana karyawan mendaftar terlebih dahulu, selanjutnya akan dievaluasi untuk menentukan karyawan yang dapat mengikuti program ini.”
Menurut Octavius, perseroan membayarkan Rp1,2 triliun (termasuk PPh 21) kepada 1.008 peserta pensiun dini. Pengeluaran tersebut sudah sejalan dengan yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2024.
Terkait dampak operasional maupun finansial, jelas dia, perseroan masih menunjukkan kinerja yang cukup baik. Dengan mengeluarkan perhitungan program pensiun dini, normalisasi EBITDA perseroan pada semester I/2024 tercatat sebesar Rp39,1 triliun atau tumbuh 1,9% YoY dengan normalisasi EBITDA margin 51,9%.
“Selain itu, laba bersih operasional perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 4,2% YoY menjadi Rp13,01 triliun, dengan margin laba bersih operasional sebesar 17,3%.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News