Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia turun hampir lima persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) pada level terendah dalam hampir sembilan bulan. Hal itu terjadi karena tanda-tanda kesepakatan untuk menyelesaikan pertikaian yang telah menghentikan produksi dan ekspor minyak mentah Libya.
Mengutip The Business Times, Rabu, 4 September 2024, harga minyak mentah Brent ditutup turun US$3,77 atau 4,9 persen menjadi US$73,75 per barel, level terendah sejak 12 Desember. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$3,21 atau 4,4 persen menjadi US$70,34 -juga level terendah sejak Desember.
Harga minyak mentah Brent ditutup turun 0,3 persen minggu lalu, sementara WTI ditutup 1,7 persen lebih rendah. Sedangkan badan legislatif Libya telah sepakat untuk menunjuk gubernur bank sentral baru dalam waktu 30 hari setelah pembicaraan yang disponsori PBB, sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh perwakilan badan-badan tersebut.
|Baca juga: Jasindo Salurkan Dana TJSL Rp550 Juta untuk Sarana Prasarana dan Pertanian
Ekspor minyak Libya di pelabuhan-pelabuhan utama dihentikan dan produksi dibatasi di seluruh negeri, enam teknisi mengatakan kepada Reuters, yang merupakan kelanjutan dari kebuntuan antara faksi-faksi politik yang bersaing atas kendali bank sentral dan pendapatan minyak.
Emas global turun
Di sisi lain, harga emas global turun pada awal sesi perdagangan Asia pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Pelemahan terjadi karena investor menunggu serangkaian data ekonomi AS untuk mengukur besarnya penurunan suku bunga yang diharapkan oleh Federal Reserve bulan ini.
Harga emas spot turun 0,1 persen menjadi US$2.495,79 per ons, pada pukul 00.31 GMT, setelah mencapai level terendah lebih dari satu minggu pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS sedikit berubah pada US$2.527,70.
Saat ini, para pedagang melihat peluang sebesar 31 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bank sentral AS pada 17 hingga 18 September dan peluang sebesar 69 persen untuk penurunan suku bunga seperempat poin.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News