Media Asuransi, GLOBAL – Industri reasuransi global mencatatkan rekor modal sebesar US$695 miliar pada akhir Juni 2024 atau meningkat US$25 miliar dari akhir 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh laba ditahan, arus masuk baru ke pasar obligasi bencana, dan pemulihan nilai aset.
Hal itu terungkap dalam laporan terbaru dari Aon berjudul ‘Panduan Utama untuk Pembaruan Reasuransi–September 2024‘. Meski pembayaran reasuransi untuk bencana alam melonjak menjadi US$58 miliar pada paruh pertama 2024 —melampaui rata-rata 10 tahun sebesar US$47 miliar— industri reasuransi menunjukkan kinerja keuangan yang kuat.
|Baca juga: 8 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Masih Masuk Pengawasan Khusus
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 10 September 2024, rata-rata pengembalian ekuitas (ROE) reasuradur mencapai 17,6 persen, dengan beberapa perusahaan melaporkan ROE di atas 25 persen. Angka ini jauh melampaui pengembalian perusahaan asuransi utama dan biaya modal mereka sendiri, yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Namun, laporan tersebut juga menggarisbawahi bahwa peningkatan retensi dalam program bencana perusahaan asuransi telah mengurangi kapasitas untuk perlindungan frekuensi. Hal ini mengakibatkan distribusi keuntungan penjaminan yang tidak merata di seluruh rantai industri asuransi.
Sementara itu, harga reasuransi mulai menunjukkan tren penurunan, sebagian disebabkan oleh peningkatan modal alternatif menjadi US$110 miliar dan penurunan tarif reasuransi untuk risiko dengan kinerja terbaik.
Aon memprediksi persaingan harga di pasar reasuransi akan semakin intens pada 2025. Perusahaan asuransi diperkirakan memiliki fleksibilitas lebih dalam penyediaan kapasitas dan cakupan asuransi mereka.
|Baca juga: Waspada Darurat Kasus Monkeypox di Indonesia Ala Allianz Life
“Jika pasar reasuransi ingin memberikan nilai yang nyata, mereka harus memainkan peran yang lebih aktif dalam membantu perusahaan asuransi mengelola kerugian frekuensi dan volatilitas pendapatan,” kata CEO Reinsurance Solutions UK untuk Aon Rupert Moore.
“Jika reasuradur terus menghindari risiko, hal itu akan memaksa perusahaan asuransi untuk mengikuti langkah tersebut dan seluruh industri akan menjadi semakin kecil dan kurang relevan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News