1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Protelindo BBB dengan Outlook Stabil

PT Profesional Telekomunikasi Indonesia adalah anak usaha Sarana Menara Nusantara yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. | Foto: protelindo.net

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing Issuer Default Rating (LT FC IDR) PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) di ‘BBB’.

Pada saat yang bersamaan, Fitch Ratings Indonesia juga mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang, Peringkat Nasional Senior Tanpa Jaminan dan Peringkat program obligasi dan obligasi lokal yang belum jatuh tempo di ‘AAA(idn)’. Outlook adalah Stabil.

“Outlook Stabil merefleksikan ekspektasi kami bahwa EBITDA net leverage akan membaik ke bawah 4,5x pada periode pemeringkatan, meskipun ada akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBS) yang didanai oleh utang pada Juli 2024,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 12 September 2024.

|Baca juga: Rencana Emisi Obligasi Rp1 Triliun Protelindo Diganjar Peringkat AAA

Peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Fitch memperkirakan EBITDA net leverage akan memburuk menjadi 4,8x pada akhir 2024 karena akuisisi IBS yang didanai oleh utang. “Namun, kami memperkirakan leverage akan membaik menjadi 4,4x pada 2025 setelah Protelindo mengkonsolidasikan hasil tahunan penuh IBS, yang kami perkirakan akan menyumbang pendapatan tahunan sebesar Rp950 miliar dan EBITDA sebesar Rp540 miliar berdasarkan definisi Fitch.”

Protelindo juga telah mengamankan kontrak sewa baru selama 10 tahun dengan PT Smartfren Telecom (Smartfren) pada menara dan aset fibre-to-the-tower (FTTT) existing IBS. Hal ini secara efektif mengurangi risiko kehilangan penyewa dari Smartfren.

|Baca juga: Protelindo dan Iforte Kantongi Fasilitas Pinjaman Rp2 Triliun dari Bank Mandiri

Fitch memperkirakan diskusi merger yang sedang berlangsung antara PT XL Axiata Tbk (XL, BBB/AAA(idn)/Negatif) dan Smartfren akan mempengaruhi permintaan menara dan fibre baru untuk 2025 karena kedua operator telekomunikasi kemungkinan akan menghentikan pesanan baru yang signifikan selama proses due diligence. Induk XL, Axiata Group Berhad, mengindikasikan niatnya untuk menyelesaikan proses merger pada akhir 2024, tetapi prosesnya bisa berlanjut hingga 2025 karena memerlukan persetujuan regulasi.

Protelindo mungkin menghadapi kehilangan penyewa yang lebih tinggi pada 2025 dan 2026 jika merger tersebut terealisasi. XL menyumbang lebih dari 30% pendapatan Protelindo, dan kami memperkirakan jaringan gabungannya dengan Smartfren memiliki lebih dari 200.000 base transceiver stations, sebanding dengan jaringan PT Indosat Tbk (BBB-/Positif), setelah mergernya dengan PT Hutchison 3 Indonesia pada awal 2022.

“Jumlah pasti menara yang tumpang tindih masih belum jelas. Kami memperkirakan operator telekomunikasi dan operator menara untuk bernegosiasi dengan cara yang saling menguntungkan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perdagangan Pagi: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Tak Bernyali Menguat
Next Post Obligasi Rp229,75 Miliar Milik Chandra Asri (TPIA) Bakal Jatuh Tempo Akhir Tahun Ini

Member Login

or