1
1

Cuan Industri Asuransi Terancam Akibat Lonjakan Premi Bencana Alam

Ilustrasi. Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi menghadapi tekanan besar akibat klaim bencana alam yang semakin meningkat. Laporan S&P Global Ratings menyebutkan, 2023 menjadi tahun keempat berturut-turut di mana kerugian asuransi akibat bencana alam global melampaui US$100 miliar.

“Sektor asuransi diproyeksikan mengalami dampak kredit jangka menengah, terutama bagi perusahaan yang sangat terpapar risiko fisik perubahan iklim dan kurang memiliki diversifikasi. Bencana alam yang semakin sering dan parah membuat profitabilitas perusahaan asuransi semakin tertekan,” ujar laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 19 September 2024.

Dalam jangka panjang, kerugian diperkirakan meningkat, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, populasi, serta inflasi klaim. S&P menyoroti, perubahan iklim menambah volatilitas baru, baik dari sisi frekuensi maupun intensitas kejadian.

|Baca juga: Kisah Inspiratif Wanita Hebat AgenBRILink yang Perluas Akses Keuangan ke Seluruh Nusantara

|Baca juga: Hexa Prima Nusantara Bakal Jadi Pengendali Baru Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR)

Meskipun klaim terus naik, terutama di sektor properti dan kecelakaan (P/C), namun perusahaan asuransi diharapkan dapat mengelola tekanan finansial dengan menyesuaikan harga, mengurangi eksposur, serta memindahkan sebagian risiko kepada perusahaan reasuransi.

Pada 2023, perusahaan reasuransi menyerap sekitar US$50 miliar dari premi bencana alam, membantu perusahaan asuransi utama menghadapi risiko. Namun, klaim bencana alam diperkirakan hanya sekitar tujuh persen dari total klaim, berkat diversifikasi portofolio mereka.

Di wilayah rawan bencana seperti AS dan Jepang, perusahaan asuransi diperkirakan menghadapi tekanan lebih besar pada profitabilitas. Premi dan syarat klaim yang lebih tinggi diprediksi menjadi solusi untuk menekan kerugian, namun bisa memengaruhi keterjangkauan perlindungan asuransi bagi masyarakat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Transaksi Digital Banking Melonjak 31,11%
Next Post Industri Kripto Pulihkan Kepercayaan Investor Pasca Insiden Peretasan

Member Login

or