1
1

Permintaan Asuransi Siber Meledak di Asia Pasifik, Ternyata Ini Pemicunya!

Ilustrasi. | Foto: nao.org.uk

Media Asuransi, GLOBAL – Permintaan asuransi siber di Asia Pasifik (APAC) mengalami lonjakan tajam atau tumbuh hampir 50 persen setiap tahun seiring dengan meningkatnya transformasi digital di kawasan tersebut. Bahkan, laporan terbaru dari Gallagher Re menyebutkan, Australia dan Jepang berada di garis depan pasar asuransi siber.

Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu, 2 Oktober 2024, pasar asuransi siber di Australia berkembang pesat, didorong oleh serangkaian serangan siber profil tinggi dan penguatan regulasi yang berfokus pada keamanan data.

|Baca juga: Bidik Jadi KPPE 2, Asei Siap Tingkatkan Kapasitas Permodalan Menuju 2028

|Baca juga: OJK Meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan 2024-2028

Perkenalan skema Notifiable Data Breaches (NDB) pada 2018 menjadi salah satu katalis utama bagi pertumbuhan ini, memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengambil langkah perlindungan lebih lanjut terhadap ancaman siber.

Jepang, dengan pasar asuransi yang sudah matang dan kerangka regulasi yang mapan, juga menjadi pemain penting dalam industri ini. Semakin banyak perusahaan di negara tersebut memilih asuransi siber yang lebih komprehensif sebagai respons terhadap peningkatan risiko keamanan digital.

Di sisi lain, China dan India juga menunjukkan perkembangan signifikan meskipun belum sebesar Australia dan Jepang. Pertumbuhan pasar siber di China didorong oleh fokus pemerintah terhadap keamanan siber dan meningkatnya insiden serangan siber.

|Baca juga: Penjelasan Allianz tentang Izin Pembentukan Unit Usaha Syariah yang Dicabut OJK

|Baca juga: Allianz Syariah Sudah Spin Off, OJK Cabut Izin Unit Usaha Syariah

Sementara itu, pasar asuransi siber di India sedang berkembang pesat, didorong oleh peningkatan ancaman siber dan perubahan regulasi yang sejalan dengan transformasi digital yang cepat.

Secara keseluruhan, permintaan asuransi siber di APAC diperkirakan terus meningkat, dengan kawasan ini menyumbang sekitar tujuh persen dari total pasar global per 1 Januari. Tren ini diharapkan akan terus berlanjut seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan siber di tengah transformasi digital yang semakin pesat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post CEO Asuransi Ramal Butuh 5 Tahun untuk Dapatkan Cuan dari Investasi AI
Next Post Premi Asuransi Umum Australia Naik 5,7% di Semester I/2024

Member Login

or