1
1

Risiko Siber Mengintai, Banyak Perusahaan Telekomunikasi Rentan Perlindungan Asuransi

Ilustrasi. | Foto: nao.org.uk

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan dari WTW mengungkapkan lebih dari sepertiga (36 persen) perusahaan telekomunikasi hanya memiliki perlindungan asuransi untuk kerusakan properti, tanpa mencakup gangguan bisnis. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan sektor teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT) lainnya.

Risiko siber dan privasi data muncul sebagai ancaman utama di sektor TMT, seiring ketergantungan pada inovasi seperti kecerdasan buatan (AI) terus meningkat. Ransomware menjadi ancaman siber terbesar yang dihadapi oleh 62 persen perusahaan.

|Baca juga: Curi Perhatian Dunia, AAUI Harap Indonesia Rendezvous 2024 Dorong Industri Asuransi Tumbuh Berkelanjutan

|Baca juga:  |Baca juga: AAUI Beberkan ‘Amunisi’ untuk Industri Asuransi Tumbuh Signifikan

Sebagian besar perusahaan media dan telekomunikasi (51 persen) serta teknologi (46 persen) menempatkan keamanan siber sebagai risiko utama.

“Perusahaan TMT perlu menerapkan disiplin manajemen risiko yang sama untuk ancaman siber seperti pada risiko bisnis lainnya,” kata Pemimpin Cyber Growth Asia WTW Conor Keating, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 14 Oktober 2024.

Inovasi tetap menjadi prioritas, dengan 67 persen perusahaan melihat AI dan pembelajaran mesin sebagai peluang besar untuk pertumbuhan. Namun, 55 persen responden menyebut regulasi sebagai hambatan strategis, terutama karena peningkatan pengawasan pemerintah.

|Baca juga: RBC Anjlok, OJK Peringatkan Asuransi Jangan Lengah Kelola Risiko!

|Baca juga: RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Begini Kata OJK Dampaknya terhadap Industri Asuransi

Kepala Asia Pasifik WTW Simon Weaver menyoroti gangguan rantai pasokan masih menjadi risiko utama bagi perusahaan teknologi, meski peluang besar dari AI dan 5G menarik perhatian. Sebanyak 74 persen responden mengkhawatirkan perselisihan perdagangan, terutama antara China dan Barat, yang memengaruhi perkembangan sektor teknologi di wilayah tersebut.

“AI dan pembelajaran mesin memberikan peluang terbesar dalam dua tahun ke depan,” pungkas Weaver.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Mandiri Ajak 45 Ribu Karyawan Perkuat Inisiatif Keberlanjutan, Begini Caranya!
Next Post Indonesia Komitmen Lakukan Transisi Energi untuk Capai Target Net Zero Emission

Member Login

or