1
1

Fitch Naikkan Peringkat Lippo Karawaci Jadi B- dengan Outlook Positif

Salah satu lini bisnis PT Lippo Karawaci Tbk. | Foto: Istsupermallkarawaci.com

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menaikkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang berbasis di Indonesia menjadi ‘B-‘, dari ‘CCC+’. Outlook adalah Positif.

Fitch juga telah menaikkan peringkat obligasi US dollar LPKR yang jatuh tempo pada Januari 2025 dan Oktober 2026 yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte. Ltd. menjadi ‘B-‘ dari ‘CCC+’ dengan Recovery Rating ‘RR4’. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah menaikkan Peringkat Nasional Jangka Panjang LPKR menjadi ‘BBB-(idn)’ dari ‘BB-(idn)’. Outlook untuk Peringkat Nasional Jangka Panjang juga Positif.

Menurut Fitch, kenaikan peringkat mencerminkan langkah LPKR dalam memenuhi kewajiban jatuh tempo obligasi US dollar-nya, karena perusahaan baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk menggunakan sebagian besar hasil dari penjualan sebagian saham di PT Siloam International Hospital (SILO) untuk mengurangi utang.

|Baca juga: Fitch Downgrade Peringkat Lippo Karawaci Jadi Restricted Default (RD)

“Outlook Positif mencerminkan ekspektasi kami bahwa profil keuangan LPKR akan membaik dengan rencana pengurangan utang, dengan prapenjualan yang tetap moderat,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 22 Oktober 2024.

Peringkat Nasional ‘BBB’ menunjukkan tingkat risiko gagal bayar yang moderat relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Pada saat yang sama, Fitch telah menarik peringkat utang senior tanpa jaminan LPKR karena tidak lagi relevan.

Pada bulan September 2024, LPKR menjual 18,57% saham di SILO senilai Rp6,9 triliun, mengurangi kepemilikannya menjadi 29,09%, dengan berpartisipasi dalam penawaran tender sukarela oleh Sight Investment, pemegang saham lain di SILO.

LPKR mengatakan, jelas Fitch, bahwa perusahaan akan menggunakan Rp3,9 triliun dari hasil penjualan tersebut untuk membayar utang, termasuk pembayaran kembali US$130,8 juta dari obligasi US dollar yang jatuh tempo pada Oktober 2026 pada tanggal 31 Oktober 2024. Hal ini mengatasi risiko pembiayaan ulang, yang sebelumnya kami anggap tinggi karena aliran kas internal LPKR yang tidak mencukupi dan profil utang yang sangat tinggi.

|Baca juga: Lippo Karawaci Catatkan Marketing Sales Rp1,5 Triliun pada Kuartal I/2024

Perusahaan juga akan menggunakan Rp3,9 triliun untuk membayar saldo terutang sebesar US$63,6 juta pada obligasi US dollar lainnya saat jatuh tempo pada Januari 2025. Selain itu, perusahaan berencana untuk melunasi sebagian kecil fasilitas pinjaman sindikasi, yang berjumlah Rp4,9 triliun pada akhir Juni 2024.

Pada bulan Juli 2024, LPKR menjual 10,4% saham di SILO dan menggunakan hasil penjualan sebesar IDR3,9 triliun untuk penebusan sebagian obligasi US dollar-nya, secara signifikan mengurangi risiko pembiayaan ulang untuk obligasi US dollar yang jatuh tempo pada tahun 2025.

Fitch memperkirakan leverage (net debt/net property assets) LPKR, tidak termasuk SILO dan anak perusahaan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), akan membaik menjadi sekitar 25% dari tahun 2024 (2023: 65%), yang akan memberikan ruang untuk meningkatkan utang baru, jika diperlukan.

LPKR berencana menggunakan sisa Rp3 triliun dari hasil penjualan saham SILO untuk tujuan bisnis lainnya, termasuk modal kerja dan penyelesaian proyek, yang dapat mendukung likuiditasnya. Perusahaan juga bermaksud untuk melakukan investasi baru, meskipun rencana ini belum difinalisasi dan Fitch akan menganggap ini sebagai event risk.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fundamental Kuat, Saham Tugu Insurance (TUGU) Mampu Tembus Rp1.990 di 2024?
Next Post IHSG Diprediksi Melemah, Ajaib Rekomendasikan Saham ADMR, ISAT, ASRI

Member Login

or