Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,84 persen dalam sepekan atau periode 21—25 Oktober 2024 di level 7.694,660 pada akhir perdagangan, Jumat, 25 Oktober 2024.
|Baca juga: Akankah GenAI Menjadi Ancaman bagi Para Pekerja di Masa Depan?
|Baca juga: FIFGROUP Tawarkan Promo Menarik di IMOS 2024
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas David Kurniawan menegaskan pelemahan IHSG terbebani dua top loser yang masih merongrong laju IHSG, yakni IDX HEALTH yang longsor 3,65 persen karena koreksi saham sektor kesehatan dan IDX INFRA yang melemah 1,66 persen akibat koreksi saham-saham karya yang berpotensi masih melanjutkan penurunan yang cukup dalam.
Penurunan IHSG masih tertahan dua top gainers, yakni IDX INDUSTRY yang tumbuh 2,89 persen ditopang kenaikan saham ASII kurang lebih sebesar enam persen dan IDX TECHNO menguat 2,89 persen yang ditopang kenaikan saham WIRG dan EMTK dalam seminggu terakhir.
|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Polis Asuransi dan Jenisnya
|Baca juga: Aku Merajut Masa Depan Lewat Pasar Saham
Mengutip riset Indo Premier Sekuritas, Selasa, 29 Oktober 2024, berbicara tentang potensi market pada 28 Oktober hingga 1 November 2024, David mengimbau para trader mencermati tiga sentimen, yakni potensi patah trend US stock market, global macro update, serta kebijakan energi dan pembangunan dalam negeri.
|Baca juga: 8 Strategi Ampuh untuk Melunasi Utang dengan Mudah
|Baca juga: Great Eastern Life Indonesia dan OCBC Luncurkan GREAT Prestige Optima Protector
Indo Premier Sekuritas merekomendasikan satu Reksa Dana Saham Power Fund Series dan tiga saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 1 November 2024:
1. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI)
Reksa Dana Saham Power Fund Series ini layak dikoleksi di tengah tekanan eksternal dan sentimen global, seperti akibat potensi Trump 2.0 dengan kebijakan inflationary-nya dan ekspektasi pemotongan suku bunga Fed yang mungkin lebih lambat, penguatan indeks dolar terus menekan rupiah yang menghambat laju IHSG. Namun, kinerja keuangan large-cap stocks yang solid dan credit rating yang sudah teruji dengan minimal IdBBB- tentu akan membuat Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) XIPI menjadi pilihan yang menarik di tengah ketidakpastian ini.
2. Buy SMGR
(Current Price: Rp4.390, Entry: Rp4.390, Target Price: Rp4.750 (+8,20 persen), Stop Loss: < Rp4.200 (-4,33 persen) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 1,9)
Sektor barang baku seperti semen mendapat sentimen positif karena prospek yang cerah seiring program Presiden Prabowo yang berkeinginan membangun 15 juta rumah, sehingga permintaan semen sebagai bahan penunjang properti dapat meningkat.
3. Buy on Pullback TAPG
(Current Price: Rp910, Entry: Rp890, Target Price: Rp975 (+9,55 persen), Stop Loss: < Rp855 (-3,93 persen) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 2,4)
Harga CPO juga genap naik empat hari beruntun. Selama empat hari tersebut, harga melonjak 7,92 persen. Alasan pertama kenaikan harga CPO adalah keterbatasan pasokan. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan bahwa produksi CPO Negeri Harimau Malaya turun 3,8 persen pada September dari Agustus. Emiten ini juga tertopang sentimen kebijakan yang digaungan Presiden Prabowo terkait energi.
4. Buy on Breakout ARNA
(Current Price: Rp1.610, Entry: Rp1.640, Target Price: Rp1.750 (+6,7 persen), Stop Loss: < Rp1.590 (-3,0 persen) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 2,2)
IPOT melihat faktor industri akan membaik didorong oleh langkah anti–dumping yang diterapkan oleh pemerintah, seperti bea masuk anti–dumping (BMAD) dan peraturan SNI akan membatasi impor ubin murah. Di sisi lain, program pemerintah dalam pembangunan rumah terjangkau harapannya akan berdampak terhadap ARNA.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News