1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Tower Bersama Infrastructure BBB- dengan Outlook Stabil

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk | Foto: tower-bersama.com

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal Issuer Default Rating (IDR) perusahaan menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI) di ‘BBB-‘.

Fitch Ratings Indonesia pada saat yang bersamaan telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dan peringkat nasional senior tanpa jaminan pada ‘AA+(idn)’. Outlook adalah Stabil.

“Outlook Stabil mencerminkan visibilitas arus kas TBI yang tinggi, komitmen manajemen pada target leverage, dan ruang gerak yang cukup untuk mengatasi sewa yang tidak diperpanjang dari potensi konsolidasi pelanggan,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 6 November 2024.

|Baca juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Perpanjang Tenor Utang US$325 Juta

Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar inheren hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

Fitch memperkirakan TBI akan menjaga EBITDA net leverage di sekitar 5,0x di 2024-2025 (1H24: 4,7x) dan menjaga ruang gerak yang cukup untuk menyerap efek dari potensi konsolidasi di industri telekomunikasi. Manajemen berkomitmen dengan target leverage yaitu net debt/EBITDA kuarter terakhir yang disetahunkan dibawah 5,0x, yang sesuai dengan EBITDA net leverage 5,1x-5,2x berdasarkan definisi Fitch.

Perusahaan menunjukan kehati-hatian dalam manajemen neraca sepanjang integrasi jaringan PT Indosat Tbk (BBB-/Positif) dan menjaga leverage dibawah target meskipun adanya churn kontrak yang lebih tinggi dari biasanya dari Indosat. Leverage sebagian besar ada dalam kendali perusahaan, didukung oleh visibilitas arus kas yang tinggi dari bisnis menara dan fleksibilitas TBI untuk menyesuaikan pembayaran dividen.

|Baca juga: Bali Towerindo (BALI) Raih Pinjaman Tambahan Rp425 Miliar dari Bank Mandiri

Fitch mengharapkan tingkat pembaruan sewa TBI untuk normalisasi pada tahun 2024 dan 2025. Fitch tidak mengasumsikan konsolidasi sektor telekomunikasi lebih lanjut dalam kasus peringkat, tetapi Fitch mengharapkan dampak dari potensi merger antara PT XL Axiata (XL, BBB/Negatif) dan PT Smartfren Tbk dapat dikelola mengingat kedua telko memiliki lebih sedikit sewa yang akan berakhir pada tahun 2025-2026 dibandingkan Indosat pada tahun 2022-2023. Kontrak sewa menara di Indonesia biasanya tidak dapat dibatalkan sebelum berakhir.

Fitch mengharapkan pertumbuhan pendapatan pulih sedikit tetapi tetap dalam satu digit pada tahun 2024 dan 2025 (2023: 1,8%) karena XL dan Smartfren kemungkinan akan menunda perluasan jaringan yang signifikan sebelum mereka menyelesaikan diskusi merger.

Induk XL, Axiata Group Berhad, mengindikasikan niatnya untuk menyelesaikan proses merger pada akhir tahun 2024, tetapi proses tersebut dapat diperpanjang hingga tahun 2025 karena memerlukan persetujuan regulator.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Oki Pulp & Paper Mills Terbitkan Obligasi Rp2,25 Triliun dan US$20 Juta
Next Post Mark Dynamics Indonesia (MARK) Akan Bagikan Dividen Interim Rp76 Miliar

Member Login

or