Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan ketiga November 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 18 – 22 November 2024
Pada akhir hari Kamis, 21 November 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,90 persen.
- DXY menguat ke level 106,97.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,422 persen.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah 2,74% Ytd
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 22 November 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,88 persen.
|Baca juga: Upbit Ungkap Peran Penting Derivatif Kripto bagi Pasar Keuangan Indonesia
Aliran Modal Asing (Minggu III November 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps (basis points), stabil dibanding dengan 15 November 2024 sebesar 72,61 bps.
- Berdasar data transaksi 18-21 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,50 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,30 triliun di pasar saham, Rp3,59 triliun di pasar SBN, dan Rp0,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp27,15 triliun di pasar saham, Rp33,17 triliun di pasar SBN dan Rp187,68 triliun di SRBI.
- Pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp26,81 triliun di pasar saham, Rp67,13 triliun di pasar SBN dan Rp57,33 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 25 November 2024.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News