Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi non-jiwa India mencatatkan premi sebesar ₹30.378 crore pada Oktober 2024 atau mengalami peningkatan sebesar 27,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan pertama kalinya dalam 79 bulan premi melampaui angka ₹30.000 crore.
Pertumbuhan signifikan ini terjadi setelah penurunan pada September 2024 dan lebih tinggi dari kenaikan 13,7 persen pada Oktober 2023. Kenaikan ini didorong oleh kinerja kuat di segmen asuransi kesehatan, khususnya ritel, serta asuransi kendaraan bermotor jenis kerusakan sendiri (OD).
|Baca juga: AAUI: Industri Asuransi Umum Tumbuh 14,5% di Kuartal III/2024
|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom
Sebaliknya, segmen kebakaran dan penerbangan mencatat penurunan. Namun, pertumbuhan tahun berjalan (YTD) untuk FY 2025 lebih rendah dibandingkan dengan FY 2024 akibat kinerja lemah di sektor komersial seperti asuransi kebakaran dan pertanian.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu, 4 Desember 2024, perusahaan asuransi kesehatan mandiri (SAHI) terus menunjukkan performa positif, sementara pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor pihak ketiga (TP) terbatas akibat tarif yang stagnan.
Associate Director CareEdge Ratings Saurabh Bhalerao menyatakan kinerja Oktober didorong oleh meningkatnya penjualan kendaraan penumpang. Ia memproyeksikan pertumbuhan pasar asuransi non-jiwa akan mencapai 13 persen hingga 15 persen dalam jangka menengah.
Pertumbuhan ini didukung oleh permintaan di segmen kesehatan ritel dan kendaraan bermotor, kondisi makroekonomi yang baik, serta regulasi yang mendukung. Inisiatif seperti Bima Trinity juga diharapkan mendorong pertumbuhan sektor ini.
|Baca juga: BTPN Resmi Berubah Nama Jadi SMBC Indonesia
|Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama di Desember 2024, Wajib Catat!
Senior Director CareEdge Ratings Sanjay Agarwal menyoroti potensi dampak dari lisensi komposit serta aktivitas merger dan akuisisi terhadap dinamika pasar. Meski prospek industri tetap stabil, namun ia mengingatkan persaingan ketat dan ketidakpastian geopolitik dapat menjadi tantangan di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News