Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi jiwa di India mencatat pertumbuhan yang kuat sebesar 19,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam Annual Premium Equivalent (APE) pada November 2024. Jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 10,6 persen yang tercatat pada Oktober 2024, menurut data dari Dewan Asuransi Jiwa (Life Insurance Council).
Dilansir laman Insurance Asia, Selasa, 17 Desember 2024, pertumbuhan ini terutama didorong oleh perusahaan asuransi swasta, yang mendapat dorongan dari kinerja kuat pada segmen premi individu non-tunggal.
|Baca juga: PM India Luncurkan Program Bima Sakhi untuk Lahirkan 200 Ribu Agen Asuransi Wanita
Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) dua tahun sektor ini tercatat sebesar 1,8 persen dari November 2022 hingga November 2024, dengan perusahaan asuransi swasta mencapai pertumbuhan sebesar 18,0 persen, sementara LIC mengalami kontraksi sebesar 22,8 persen.
Industri ini menghadapi tantangan akibat aturan baru terkait nilai penyerahan polis yang berlaku mulai 1 Oktober 2024, serta perubahan dalam struktur polis yang memengaruhi jumlah pertanggungan dan komisi.
|Baca juga: India Berencana Hapus Batasan Investasi Langsung di Industri Asuransi, Asing Bisa Punya 100%?
Analis dari CareEdge menyoroti dampak perubahan regulasi, termasuk aturan baru terkait nilai penyerahan polis dan revisi struktur produk, yang memperkenalkan volatilitas dalam pergerakan premi.
Direktur Senior CareEdge Ratings, Sanjay Agarwal, mencatat bahwa saluran agensi kemungkinan akan mendapat perhatian lebih karena perusahaan asuransi berusaha untuk mendiversifikasi distribusi mereka di luar bancassurance, yang dipengaruhi oleh fokus bank pada pengumpulan deposito.
Selain itu, RUU Amandemen Asuransi 2024 yang diusulkan, termasuk ketentuan untuk lisensi komposit, FDI (investasi asing langsung) 100 persen di perusahaan asuransi, dan revisi persyaratan modal, diperkirakan akan meningkatkan penetrasi pasar dan mendorong masuknya pelaku baru.
CareEdge memperkirakan industri asuransi jiwa akan tumbuh sebesar 11 persen hingga 13 persen per tahun dalam tiga hingga lima tahun ke depan, didorong oleh kombinasi reformasi regulasi, diversifikasi saluran distribusi, dan inovasi produk.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News