1
1

Pendapatan Delta Dunia (DOID) pada Kuartal III/2024 Terkoreksi Tipis

PT Delta Dunia Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. | Foto: deltadunia.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan pendapatan sebesar US$1,35 miliar atau turun tipis dibandingkan dengan US$1,36 miliar year-on-year (YoY), meskipun menghadapi gangguan operasional yang disebabkan oleh peningkatan curah hujan di Indonesia dan Australia, yang masing-masing meningkat sebesar 38% dan 53%.

EBITDA untuk periode 9 bulan 2024 turun 16% YoY menjadi US$252,3 juta, yang dipengaruhi oleh penurunan produksi akibat cuaca dan investasi yang direncanakan. Sementara itu, rugi bersih membaik signifikan menjadi US$17,4 juta, turun dari US$26,6 juta yang dilaporkan pada semester I/2024, meskipun ada peningkatan 20% pada biaya keuangan dan investasi berorientasi masa depan. Perbaikan ini didukung oleh penguatan mata uang, stabilitas tingkat SOFR, serta hasil ACG yang berbasis mata uang USD.

Belanja modal perseroan meningkat 79% YoY menjadi US$133,1 juta, difokuskan untuk mendukung peningkatan (ramp-up) site yang sudah ada serta biaya Repair and Maintenance. Grup tetap berada di jalur untuk memenuhi panduan belanja modal setahun penuh sebesar US$150 juta hingga US$190 juta.

|Baca juga: Anak Usaha Delta Dunia Makmur (DOID) Raih Perpanjangan Kontrak Rp107,8 Triliun

Arus kas operasional tumbuh 2% YoY menjadi US$232 juta, didorong oleh pengelolaan modal kerja yang efektif. Arus kas bebas Grup dipengaruhi oleh investasi strategis di ACG dan belanja modal yang berkaitan dengan kontrak. Rasio Utang Bersih terhadap EBITDA tetap sehat sebesar 2,17x per September 2024, dengan akuisisi seperti ACG yang diharapkan dapat memperbaiki rasio tersebut.

Inisiatif pemulihan setelah hujan (recovery after rain) yang efektif membatasi penurunan pengupasan tanah (OB removal) menjadi hanya 9% YoY, sementara produksi batu bara meningkat 3%, mencerminkan efektivitas strategi mitigasi dan ketahanan operasional. EBITDA Grup turun 16,4% YoY menjadi USD252,3 juta, terutama disebabkan oleh kondisi ekstrem tersebut dan investasi yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka panjang Grup. Penguatan nilai tukar Rupiah (IDR) dan Dolar Australia (AUD) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), bersama dengan stabilnya tingkat Secured Overnight Financing Rate (SOFR), memungkinkan Grup mengelola tekanan keuangan dengan lebih efektif. Pada 9M 2024, biaya keuangan Grup meningkat sebesar 20% YoY akibat investasi berorientasi masa depan, yang menyebabkan kerugian bersih USD17,4 juta—membaik signifikan dari kerugian bersih USD26,6 juta pada 1H 2024. Penting untuk dicatat bahwa kerugian ini terutama disebabkan oleh langkah proaktif yang diambil untuk memperkuat fondasi keuangan Grup, termasuk pembayaran utang lebih awal dan pembelian kembali obligasi. Tindakan-tindakan ini, meskipun berdampak pada hasil jangka pendek, diharapkan dapat mengurangi beban bunga dan meningkatkan fleksibilitas keuangan Grup dalam jangka panjang.

|Baca juga: Delta Dunia Makmur (DOID) Beli Saham Perusahaan Tambang Tembaga 22Metals

Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia Group, mengatakan, periode 9 bulan 2024 menjadi fase penting lainnya dalam perjalanan transformasi perseroan, yang ditandai dengan pencapaian-pencapaian signifikan yang memantapkan langkah perseroan menuju pertumbuhan berkelanjutan.

“Fokus teliti kami pada keunggulan operasional, ekspansi geografis, diversifikasi komoditas, dan keberlanjutan menempatkan kami pada posisi kuat di lanskap pertambangan global. Melalui akuisisi strategis, raihan kontrak signifikan, dan diversifikasi lebih lanjut ke batubara non-termal dan logam dasar, kami membangun bisnis yang terdiversifikasi dan future-ready, yang memberikan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 20 Desember 2024.

Grup memperkuat jejak operasionalnya dengan kontrak-kontrak yang signifikan, termasuk perjanjian 11 tahun senilai US$7,8 miliar dengan PT Indonesia Pratama (anak perusahaan Bayan Group), perpanjangan kontrak dua tahun di Tambang Meandu, Australia dengan TEC Coal Pty Ltd, senilai AUD200 juta per tahun, dan kontrak baru sepanjang usia tambang (Life-of-Mine) senilai US$755 juta dengan PT Persada Kapuas Prima di Kalimantan Tengah. Kontrak-kontrak ini secara efektif melipatgandakan order book Grup hingga tiga kali lipat menjadi lebih dari US$12,7 miliar.

Grup juga menandai tonggak penting melalui akuisisi ACG yang transformatif, perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex1, salah satu tambang batu bara metalurgi terbesar di Australia, dan meningkatkan investasi di 29Metals, sebuah perusahaan pertambangan logam dasar dan logam mulia yang tercatat di Bursa Efek Australia (ASX).

Pendapatan dari batu bara non-termal diproyeksikan meningkat menjadi 28% pada akhir FY2024, naik dari 26% pada 9 bulan 2024. Peningkatan ini sejalan dengan strategi Grup untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara termal dan mengembangkan portofolio yang lebih beragam.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tips Membuat Dana Liburan Tanpa Bebani Keuangan Ala Allianz
Next Post 2025, Sektor Asuransi di Hong Kong akan Ada Kenaikan Gaji 3-4%

Member Login

or