Media Asuransi, JAKARTA – Pernah dengar istilah logical fallacy atau sesat berpikir? Secara sederhana, ini adalah kesalahan logika yang terjadi karena argumen yang salah atau tidak relevan. Fenomena ini sering muncul dalam percakapan sehari-hari, termasuk dalam lingkungan kerja.
|Baca juga:3 Alasan Lingkungan Kerja Hybrid Bakal Sukses
Mengidentifikasi logical fallacy penting untuk mencegah pengambilan keputusan yang salah. Dilansir laman Tugu Insurance, berikut beberapa bentuk logical fallacy yang kerap terjadi di dunia kerja:
- Hasty Generalization
Keputusan diambil secara terburu-buru tanpa data yang cukup.
Contoh: Mengusulkan peluncuran produk hanya berdasarkan riset internet tanpa memperhitungkan data pendukung lainnya.
- Red Herring
Mengalihkan pembicaraan dari inti permasalahan.
Contoh: Saat ditegur atasan karena kesalahan kerja, seseorang justru membahas topik lain untuk menghindari tanggung jawab.
|Baca juga: Para Bos Wajib Tahu, Ini Kunci Sukses Membuat Tempat Kerja yang Didambakan!
- Burden of Proof
Melemparkan pembuktian kepada orang lain atas tuduhan yang dilontarkan.
Contoh: Dalam persaingan kerja, seseorang mengklaim tuduhan palsu tanpa bukti dan memaksa pihak lain membantahnya.
- Appeal to Authority
Menganggap semua pernyataan atasan atau senior selalu benar tanpa mempertimbangkan faktanya.
Contoh: Mematuhi pandangan senior meskipun argumennya kurang logis.
Logical fallacy juga sering memunculkan risiko manipulasi dalam kerja sama bisnis. Agar terhindar dari kerugian akibat kecurangan, Anda dapat mempertimbangkan pelindungan seperti Fidelity Guarantee dari Tugu Insurance. Produk ini memberikan ganti rugi atas kehilangan yang disebabkan oleh ketidakjujuran, baik secara individu maupun berkelompok.
Kenali logical fallacy dan bersikaplah kritis. Dengan begitu, Anda dapat mengambil keputusan lebih bijak dan menjaga integritas di dunia kerja.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News