1
1

OJK Monitor Dampak Berlakunya Opsen Pajak Kendaraan terhadap Kinerja Multifinance di 2025

Pameran otomotif. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memonitor lebih lanjut dampak rencana opsen kendaraan bermotor di tahun depan, terhadap kinerja perusahaan pembiayaan (multifinance). Pada tahun 2025, OJK memperkirakan pertumbuhan pembiayaan akan mencapai 10 persen hingga 12 persen.

Rencana untuk memonitor lebih lanjut dampak pemberlukan opsen pajak kendaraan bermotor ini, disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK,  Agusman.

|Baca juga: Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta Bakal Naik

“Terkait dengan dampak rencana opsen pajak kendaraan tahun depan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan, tentu akan dimonitor lebih lanjut. Hal ini mengingat hampir 70 persen dari pangsa pasar perusahaan pembiayaan ditopang dari pertumbuhan industri otomotif, sehingga penting untuk dicermati,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 27 Desember 2024.

Menurut Agusman, dalam rangka memastikan kinerja perusahaan pembiayaan tetap tumbuh, OJK melakukan dua hal. Pertama, telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan periode 2024-2028. Kedua, sedang melakukan proses harmonisasi bersama Kementerian Hukum atas penyusunan RPOJK mengenai Pengembangan dan Penguatan Lembaga Pembiayaan yang merupakan turunan dari UU P2SK.

|Baca juga: Suwandi Wiratno: Multifinance Diprediksi Tumbuh 10 Persen

Mengenai target pertumbuhan pembiayaan di tahun 2025, Agusman menjelaskan bahwa berdasar data terkini, terdapat risiko pertumbuhan multifinance yang bias ke bawah dari target 10 persen hingga 12 persen. “Industri pembiayaan terus didorong untuk tetap tumbuh dengan proyeksi pertumbuhan sesuai target yang telah direncanakan,” tuturnya.

Penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor roda empat per Oktober 2024 meningkat sebesar 6,90 persen year on year (yoy) menjadi Rp298,30 triliun. Outstanding pembiayaan kendaraan bermotor roda empat per Oktober 2024 memiliki porsi sebesar 56,39 persen dari total seluruh pembiayaan kendaraan bermotor.

“Dengan melihat pertumbuhan yang positif, diproyeksikan pembiayaan kendaraan bermotor roda empat memiliki peluang tumbuh positif sampai dengan akhir tahun 2024,” tegas Agusman.

Menurutnya ada dua faktor yang dapat mendukung pertumbuhan pembiayaan multifinance. Pertama, permintaan kendaraan bermotor roda empat antara lain peningkatan daya beli masyarakat dan kebutuhan transportasi pribadi. Kedua, sektor pembiayaan yang bisa dimanfaatkan oleh multifinance antara lain sektor pariwisata mengingat porsi sektor pariwisata ini masih sangat kecil yaitu kurang dari satu persen dari total industri dengan kualitas pembiayaan yang masih terjaga.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BGN akan Tempuh Jalur Hukum Terkait Klaim Mandat Ormas pada Program Makan Siang Bergizi Gratis
Next Post Anggota DPR: Keluar-Masuk Ruangan di KTT Internasional adalah Hal Biasa

Member Login

or