Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Technavio menyebutkan pasar reasuransi global diperkirakan mencapai nilai US$539,3 miliar pada 2029. Kondisi itu dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 12,2 persen dari 2025 hingga 2029.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 11 Februari 2025, pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan untuk berbagai jenis asuransi serta faktor makroekonomi. Namun, ancaman kejahatan siber tetap menjadi tantangan bagi industri.
|Baca juga: Ketidakpastian Global Meningkat, Bagaimana Nasib Ekonomi Indonesia?
|Baca juga: Ekonomi China Melambat dan Suku Bunga Global Tidak Menentu, Indonesia Wajib Waspada!
Pasar reasuransi non-jiwa diproyeksikan mengalami peningkatan pendapatan, terutama dari sektor properti, kendaraan, dan asuransi khusus. Di China, ekspansi industri meningkatkan permintaan terhadap polis asuransi properti, energi, kelautan, dan penerbangan.
Transformasi digital juga berperan dalam perubahan industri ini, dengan pemanfaatan penyimpanan cloud dan platform daring yang meningkatkan manajemen data. Meski demikian, risiko keamanan siber seperti peretasan dan kebocoran data menjadi perhatian utama.
Regulasi ketat diperlukan untuk mengatasi risiko kebangkrutan, reasuransi ilegal, dan stabilitas keuangan. Persaingan antar perusahaan reasuransi juga semakin ketat, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi, kebijakan pajak, dan perubahan demografi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News