Media Asuransi, JAKARTA – Hasil rapat Bank Sentral AS Federal Reserve dinihari tadi memberikan tekanan ke dollar AS, menguatkan mata uang global lainnya, termasuk rupiah. Hasil FOMC The Fed juga memberikan sentimen positif ke pasar saham karena Bank Sentral AS masih membuka opsi pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 2 kali tahun ini di tengah kebijakan tarif yang bisa menaikan inflasi dan memicu perang dagang.
Data Bloomberg pada Kamis, 20 Maret 2025, pukul 11.29 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp 16.465,7 atau menguat 65 poin per dolar AS setara 0,4 persen dibandingkan Rabu sore (18/3) dilevel Rp16.531 per dolar AS.
|Baca juga: Rupiah Juga Lunglai Susul Koreksi Dalam IHSG
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menjelaskan di sisi lain, kekhawatiran pasar karena kebijakan tarif Trump masih bisa memberikan tekanan ke pasar aset berisiko.
“Serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza dan prospek penghentian perang di Ukraina yang memudar juga akan memberikan sentimen negatif ke aset berisiko,” terangnya.
Harga aset safe haven emas, masih melambung tinggi, membentuk level tertinggi baru pagi ini di sekitar US$3.056 per troy ons.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News