Media Asuransi, JAKARTA – Saat merayakan Lebaran, saatnya menghidangkan aneka masakan lezat menggoda. Biasanya masakan yang dihidangkan berbahan daging hewan, berkuah santan, pedas, dengan bumbu tajam dan nikmat di lidah.
Rendang daging sapi, opor ayam, sambal goreng kentang, gulai, sayur labu siam kuah santan, soto merupakan masakan yang biasa tersedia sebagai menu santap bersama di saat halal bihalal.
Demikian pula kue kering dan kue basah, seperti nastar, kastengel, kacang mede, lapis legit, brownis dan sebagainya ditemani sirup atau minuman dengan kadar gula tinggi lainnya
Namun apabila kita perhatikan, jenis-jenis makanan di atas tergolong makanan yang sangat berlemak dan penuh dengan kolesterol, sehingga bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit yang terkait kolesterol harus bisa mengontrol porsi makan ketika memakan makanan tersebut. Demikian pula kue-kue dan minuman yang mengandung gula harus bisa dikontrol konsumsinya oleh penderita diabetes.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang mengancam apabila kita tidak secara bijaksana atau berlebihan dalam mengkonsumsi hidangan Lebaran yang telah disebutkan di atas, diantaranya adalah :
|Baca juga: Cara Menurunkan Kolesterol, Simak di Sini!
- Kolesterol Tinggi
Lemak atau kolesterol merupakan salah satu unsur penting dalam tubuh manusia yang diperlukan untuk membangun sel-sel baru. Namun jika kita mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi tanpa kontrol, akibatnya kadar kolesterol akan berlebihan dalam tubuh, sehingga menyebabkan berbagai macam penyakit yang mengancam, seperti stroke dan penyakit jantung. Daging merah seperti sapi, kambing, dan domba, umumnya mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi, yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jika dikonsumsi berlebihan.
- Hipertensi
Hipertensi atau yang sering disebut tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang berbahaya. Jika mengkonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi akan memicu penyakit ini. Konsumsi makanan berlemak jenuh dan konsumsi minuman berkafein juga menjadi pemicu hipertensi. Karena itu makan secukupnya masakan daging atau bersantan bisa menghindari kambuhnya hipertensi.
|Baca juga: Anda ‘Tergila-gila’ dengan Cokelat Dubai? Hati-hati, Ada Risiko Terkena Penyakit Kronis
- Asam urat
Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu jenis radang sendi karena tingginya kadar asam urat di dalam darah. Tingginya asam urat sering kali disebabkan oleh ginjal yang tidak mampu menyaring asam urat dengan baik karena menurunnya fungsi ginjal. Hal ini bisa dipicu oleh beberapa hal, antara lain obesitas, diabetes, efek samping obat diuretik, alkohol, dan konsumsi makanan tinggi purin.
Karena itu menghindari atau mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar purinnya harus dibatasi selama perayaan hari raya Lebaran. Daftar makanan dan minuman tinggi purin yang perlu dibatasi antara lain, jeroan, seperti hati, ginjal, otak, usus, dan organ dalam lainnya. Lalu daging merah, termasuk daging sapi, kambing dan domba. Berikutnya ikan teri, sarden, makarel (ikan kembung), haring, dan kerang serta kuah daging yang lebih kental.
- Diabetes.
Penyakit yang satu ini sudah cukup umum terdengar oleh masyarakat. Pada tahun 2021, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta jiwa. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. International Diabetes Federation (IDF) memproyeksikan jumlah penderita diabetes di Indonesia akan mencapai 28,57 juta jiwa pada tahun 2045.
|Baca juga: Prediabetes Bisa Jadi Diabetes, Banyak Ruginya Jika Anda Tak Punya Asuransi Kesehatan
Dengan mengkonsumsi gula dalam nasi, kue kering Lebaran, dan juga sirup yang berlebihan, akan berisiko meningkatkan kadar gula dalam darah pada seseorang.
Selain beberapa penyakit diatas, masih banyak lagi berbagai penyakit yang mengancam di balik lezatnya hidangan lebaran apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan berulang. Sebaiknya Anda mengontrol kondisi kesehatan tubuh, kadar gula, kolesterol dalam tubuh setelah Lebaran untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang telah disebutkan diatas.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News