Media Asuransi, JAKARTA – Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR) yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjangkau 151 ribu hektare lahan pertanian dan melibatkan lebih dari 128 ribu petani di berbagai wilayah Indonesia, di kuartal I/2025.
Program yang telah digagas sejak 2021 ini merupakan salah satu wujud komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung visi pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional. Program MAKMUR memberikan pendampingan intensif kepada petani, akses terhadap input pertanian berkualitas, serta koneksi pada sistem pembiayaan yang lebih inklusif.
Program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan hasil panen, tetapi juga untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan. Bagi Pupuk Indonesia, keberhasilan ini tidak hanya menjadi angka, tetapi mencerminkan upaya serius perusahaan untuk mendorong produktivitas pertanian nasional secara berkelanjutan dan memberdayakan petani.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Siap Hadapi Musim Tanam II-2025
“Kami percaya, produktivitas pertanian tidak bergantung hanya pada kuantitas penggunaan pupuk, tetapi pada bagaimana petani dibekali dengan teknologi, pengetahuan, dan dukungan yang tepat, terutama cara menggunakan pupuk yang benar. Melalui MAKMUR, kami ingin memastikan panen lebih optimal dari lahan yang sama,” ujar Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 16 April 2025.
Selain Pupuk Indonesia, program MAKMUR juga melibatkan berbagai BUMN lain dalam pengembangan ekosistem pertanian yang utuh. Sinergi ini mencakup dukungan dari perusahaan pembiayaan, agro-input, asuransi, listrik dan pengairan, dan offtaker hasil panen. Kolaborasi yang juga didukung Kementerian Pertanian ini memperkuat daya saing petani sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas.
|Baca juga: Pupuk Indonesia akan Investasi Rp116 Triliun untuk Menggenjot Kapasitas Produksi
“Keberhasilan program MAKMUR adalah hasil dari kerja sama berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian. Kami percaya, untuk membangun pertanian yang kuat, tidak cukup hanya dari sisi produksi. Diperlukan sinergi menyeluruh, dari pembiayaan hingga offtaker. Ke depan, kami akan terus mengembangkan program Makmur ke berbagai wilayah agar semakin banyak petani yang mendapatkan manfaatnya,” kata Wijaya.
Program MAKMUR mendapatkan sambutan positif dari petani berbagai daerah. Kamaludin, petani dari Desa Leuwidingding, Cirebon, Jawa Barat, merasakan langsung manfaat dari pendampingan teknis yang diberikan. “Manfaat dari kami bergabung MAKMUR itu pertama kami mendapatkan pengetahuan mengolah tanah, serta teknologi,” katanya.
Dia memberi contoh lewat program MAKMUR petani di desanya mulai beralih dari penggunaan pompa BBM ke pompa listrik untuk mengairi sawah. Perubahan ini membuat petani dapat menghemat biaya untuk mengairi sawah dari biasanya Rp3,6 juta per bulan, menjadi hanya Rp500-Rp600 ribu per bulan.
Selain rekomendasi mengenai pengairan, Kamaludin mengatakan petani juga mendapat pendampingan mengenai pemupukan dalam program MAKMUR. “Produktivitas padi itu naik dari lima ton jadi 6,5 hingga tujuh ton. Terima kasih Pupuk Indonesia dan program MAKMUR,” ujarnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News