1
1

Tekanan Pasar Saham pada Pekan Ini Diprediksi Kian Mereda

Grafis perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam sepekan ke depan, tekanan pada pasar saham diprediksi akan semakin mereda setelah Trump mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari.

Pasar berpotensi menguat secara teknikal pascapelemahan tersebut sehingga investor masih dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued.

“Dari sisi katalis, pasar akan wait & see rilis data domestik seperti neraca perdagangan dan pertumbuhan kredit,” tulis Tim Riset Infovesta Utama dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 22 April 2025.

|Baca juga: Dana Asing Keluar (Foreign Outflow) dari Pasar Saham RI Capai Rp30,3 Triliun

Sedangkan pada obligasi, gerak pasar SBN diprediksi masih sanggup menguat terbatas tetapi masih akan dibayangi beberapa isu seperti volatilitas rupiah. Penurunan harga dapat dimanfaatkan investor untuk kembali akumulasi seri-seri SBN. Yield SBN 10-tahun berpotensi kembali ke level di bawah 7%.

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +2,81% ke level 6.438,27 dipicu oleh menguatnya mayoritas indeks sektoral dan saham big caps. Disis lain, investor asing masih melakukan aksi jual bersih hingga Rp13,69 triliun dalam sepekan.

|Baca juga: China Naikkan Batas Investasi Saham untuk Perusahaan Asuransi, Apa Dampaknya?

Dari sisi saham, top leader IHSG yakni AMMN (+22,38%), TLKM (+9,44%) dan BREN (+8,74%). Dari sentimen domestik, Cadangan devisa Indonesia naik menjadi USD 157,1 miliar, menandai level tertinggi yang pernah tercatat, didukung oleh arus masuk pendapatan pajak dan layanan serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah. Kemudian, penjualan eceran di Indonesia meningkat sebesar 2,0% YoY, didorong oleh lonjakan penjualan suku cadang dan aksesoris otomotif.

Dari China, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,4% YoY pada Q1 tahun 2025 seiring stimulus berkelanjutan oleh Pemerintah China. Dari AS, Presiden Donald Trump menyatakan tengah mempertimbangkan pengecualian sementara terhadap pemberian tarif impor kendaraan dan suku cadang.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik tipis +0,37% ke level 10.616,90. Pergerakan Yield SBN 10- tahun dan US Treasury Yield 10Y bergerak bullish yakni turun masing-masing sebesar -9,04bps WoW ke level 7,04% dan -14,00bps WoW ke level 4,34%.

Dari global, Gubernur Federal Reserve (The Fed) San Francisco, Mary Daly, mengatakan bahwa bank sentral AS mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya karena risiko inflasi, namun masih bisa menurunkannya di akhir tahun ini.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank BTPN Syariah (BTPS) Bagi Dividen Tunai Rp265,78 Miliar
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi MoM per 17 April 2025

Member Login

or