Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mengawali 2025 dengan solid. Bank dengan kode emiten BRIS ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih dua digit dan memperkuat fondasi ekspansi bisnis melalui digitalisasi serta penguatan sektor pembiayaan wholesale.
“BSI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,08 triliun, tumbuh 10,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta, dalam Press Conference Kinerja Triwulan I/2025, di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.
Capaian ini ditopang oleh fundamental bisnis yang sehat, tercermin dari pertumbuhan aset dan pembiayaan yang beriringan dengan efisiensi pendanaan dan peningkatan kualitas aset.
|Baca juga: OJK Meluncurkan Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia
|Baca juga: Penyaluran Kredit BRI (BBRI) Tembus Rp1.373 Triliun di Kuartal I/2025
Bob menjelaskan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama 2025 ditopang oleh pertumbuhan aset dan pembiayaan yang sehat. BSI mencatat pertumbuhan aset sebesar 8,01 persen YoY menjadi Rp401,01 triliun, didorong oleh pembiayaan yang naik 11,21 persen YoY menjadi Rp287,22 triliun.
Tak hanya tumbuh, kualitas pembiayaan BSI pun terpantau membaik. NPF gross berhasil ditekan dari 2,33 persen menjadi 2,06 persen. Pertumbuhan tersebut semakin solid dengan kontribusi besar dari sektor wholesale yang tumbuh 18,24 persen YoY menjadi Rp102,93 triliun, serta pembiayaan kepada BUMN yang naik 21,59 persen menjadi Rp24,07 triliun.
Dari sisi pendanaan, strategi BSI dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan hasil positif. DPK tumbuh 7,4 persen YoY menjadi Rp319,33 triliun, dengan porsi dana murah (CASA) sebesar 59,49 persen. Selain itu, giro dan tabungan pun masing-masing tumbuh 9,28 persen dan 4,78 persen YoY.
|Baca juga: BRI (BBRI) Bukukan Laba Rp13,80 Triliun di Kuartal I/2025
|Baca juga: Oona Insurance (ABDA) Catat Laba Naik ke Rp18,61 Miliar di Kuartal I/2025
Dengan komposisi dana murah yang kuat, efisiensi biaya dana terjaga. CoF BSI tercatat pada level 2,1 persen, sementara likuiditas tetap aman dengan LDR sebesar 89,96 persen.
Pendapatan BSI pun melaju. Total pendapatan tumbuh 9,3 persen YoY menjadi Rp7,10 triliun. Di dalamnya, pendapatan margin bagi hasil naik 10,21 persen YoY menjadi Rp5,64 triliun, dan fee based income tumbuh 6,42 persen menjadi Rp923,87 miliar.
Efisiensi operasional juga menjadi perhatian. BOPO berhasil diturunkan dari 77,36 persen menjadi 76,16 persen. Dengan efisiensi ini, BSI semakin percaya diri menatap peluang ekspansi.
|Baca juga: Adira Finance (ADMF) dan Mandala Finance (MUFG) Umumkan Rencana Merger
|Baca juga: Bos BRI (BBRI) Pastikan Layanan Tetap Normal di Bawah Kendali Danantara
“BSI memiliki rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,04 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 22,69 persen. Ini menunjukkan BSI memiliki ruang yang cukup untuk ekspansi bisnis ke depan,” katanya.
Transformasi digital turut mendorong performa. Pengguna BSI Mobile terus meningkat hingga 7,8 juta, dengan pertumbuhan transaksi mencapai 35,6 persen YoY. Total nilai transaksi melalui platform ini juga naik signifikan menjadi Rp126,3 triliun.
Komitmen BSI dalam mendukung ekonomi digital dan UMKM pun tak luput dari perhatian. Jumlah merchant QRIS yang bekerja sama dengan BSI telah mencapai 620 ribu, meningkat 27,89 persen YoY, dengan nilai transaksi sebesar Rp2,57 triliun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News