Media Asuransi, JAKARTA – Dalam satu pekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,05 persen ke level 6.815 dengan catatan inflow di pasar reguler sebesar Rp300,4 miliar. Penguatan indeks dan catatan inflow ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen dari global maupun domestik.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menyebutkan ada enam sentimen global yang memengaruhi pergerakan IHSG pada 28 April-2 Mei 2025. Pertama, US Job Openings, NPF, & CB Consumer Confidence. Kedua, Initial Jobless Claim AS. Ketiga, Personal Consumption Expenditure (PCE) April 2025. Keempat, US ISM Manufacturing PMI.
|Baca juga: BCA (BBCA) Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan Demi Kemajuan Perempuan Indonesia
|Baca juga: Manulife Hadirkan Asuransi Jiwa Perlindungan Kekayaan untuk Nasabah Tajir
Kelima, United States GDP Growth Rate (Adv). Pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi 0,3 persen (yoy) pada kuartal pertama 2025. Angka ini merupakan kontraksi pertama sejak kuartal I/2022. Keenam, NBS Manufacturing PMI. Eskalasi perang dagang tidak hanya mempengaruhi manufaktur AS, namun juga memengaruhi manufaktur China.
“Penurunan paling signifikan dalam data PMI Manufaktur China April 2025 terlihat pada indikator new export orders, yang anjlok ke 44,7 dari 49,0 pada bulan sebelumnya, ini juga merupakan level terendah dalam sebelas bulan terakhir,” kata Imam, dikutip dari risetnya, Senin, 5 Mei 2025.
“Melemahnya permintaan global, dipicu oleh ketegangan dagang dengan AS, mendorong penurunan produksi dan pembelian bahan baku, sehingga berdampak luas ke seluruh sektor industri khususnya manufaktur,” tambah Imam.
Sementara dari domestik, Imam menyebutkan, sentimen Indonesia berupa Manufacturing PMI & Indonesia Inflation Rate. Dijelaskan Imam, aktivitas manufaktur Indonesia mengalami kontraksi signifikan pada April 2025, dengan PMI turun ke 46.7dari 52.4 di bulan sebelumnya, merupakan penurunan terdalam sejak Agustus 2021 ketika covid-19 varian delta melanda.
|Baca juga: Aon Catat Laba Bersih Tergerus 10% hingga Akhir Maret 2025
|Baca juga: Prudential Plc Catat Laba Naik 12% di Kuartal I/2025
Terkait inflasi, pada April 2025 inflasi Indonesia mengalami lonjakan menjadi 1,95 persen (yoy), tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Peningkatan ini mencerminkan normalisasi harga setelah periode deflasi yang sebelumnya dipicu oleh kebijakan subsidi tarif listrik.
Berbicara tentang potensi market pada perdagangan 5-9 Mei 2025, Imam mengimbau para pedagang untuk mencermati sejumlah sentimen global dan domestik berikut ini. Dari global, Imam meminta para pedagang memantau suku bunga The Fed atau FFR. Di pekan ini The Fed akan mengumumkan kebijakan moneternya terkait suku bunga.
Selanjutnya dari domestik, ada dua sentimen yang wajib diperhatikan, yakni Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2025 dan Indonesia Consumer Confidence (April 2025). Guna merespons dinamika pasar berdasarkan sentimen terkini, IPOT merekomendasikan sejumlah saham dan reksa dana saham yang berpotensi cuan pekan ini.
1. Buy on pullback EMTK (Entry Rp570-Rp575, Target Rp600, SL <Rp555)
Kinerja yang baik dari EMTK pada Q1 dan efisiensi di sektor media yang dapat memperbesar margin keuntungan EMTK dinilai dapat menjadi motor penggerak EMTK. Selain itu, EMTK juga bukan sektor yang terlalu terdampak dengan adanya perang dagang ini.
2. Buy on pullback CNMA (Entry Rp147-Rp149, Target Rp158, SL <Rp142)
Meskipun pada Q1 kinerja CNMA merugi, namun pada awal Q2 khususnya April 2025, CNMA mencatatkan rekor 14 juta penonton yang dapat membuat kinerja berbalik pada Q2 nanti. Hal ini juga menggambarkan bahwa sektor ini tidak terlalu terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global.
3. Buy on breakout ANTM (Entry Rp2.310-Rp2.340, Target Rp2.450, SL <Rp2.240)
Meskipun harga emas global sudah mulai menurun, namun perlambatan ekonomi AS dinilai dapat membuat US$ kembali melemah terhadap XAU. Selain itu juga kinerja ANTM yang diproyeksikan solid di tahun ini serta catatan akumulasi asing akan menjadi motor penggerak kenaikan lanjutan untuk saham ANTM.
4. Buy on pullback Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI) (Entry Rp200-Rp203, Target Rp210, SL <Rp196)
Di tengah perlambatan ekonomi, likuiditas merupakan faktor sangat penting, dengan sehatnya likuiditas perusahaan akan dapat bertahan di tengah guncangan ekonomi global. Salah satu yang dapat diperhatikan adalah Power Fund Series (PFS) XIPI yang isinya perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar utang dan kesehatan keuangan yang baik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News