1
1

Bencana Alam Picu Kerugian Ratusan Miliar di Asia Pasifik pada Kuartal I/2025

Bencana alam adalah satu dari sekian banyak risiko yang tidak terprediksi. | Foto: Allianz

Media Asuransi, GLOBAL – Bencana alam yang terjadi pada kuartal I/2025 di Asia Pasifik, telah mengakibatkan kerugian ekonomi miliaran dolar AS. Sementara itu, pada 2024 kerugian akibat bencana alam di kawasan ini sebesar US$74 miliar, namun hanya US$4 miliar yang diasuransikan.

Dilansir Insurance Asia, Kamis, 15 Mei 2025, kerugian tersebut utamanya disebabkan oleh banjir, mengingat peristiwa musiman di China. Selain itu, peristiwa Topan Yagi dan gempa bumi di Semenanjung Noto juga memberikan kontribusi yang signifikan, Topan Yagi merupakan salah satu topan yang paling merusak di wilayah tersebut sejak 2014.

|Baca juga: Kerugian Asuransi Akibat Bencana Alam Diperkirakan Tembus US$200 Miliar di 2025

Aon telah merilis Rekap Bencana Global Kuartal I/2025, menunjukkan data peningkatan eksposur dan cakupan asuransi yang terbatas di seluruh wilayah Asia Pasifik. Korea Selatan dan Jepang menghadapi aktivitas kebakaran hutan yang signifikan.

Tercatat, Korea Selatan melaporkan 31 kematian, 49 luka-luka, dan lebih dari 7.700 bangunan yang hancur, dengan perkiraan kerugian mencapai sekitar US$1 miliar. Disusul, peristiwa gempa bumi di Myanmar pada Maret lalu, kerugian diperkirakan mencapai beberapa miliar dolar, dan sebagian besar tidak diasuransikan.

Bekas Topan Tropis Alfred juga menambah kerugian regional, dengan biaya pertanggungan sekitar AU$1 miliar, menjadikannya sebagai kejadian kuartal I/2025 termahal bagi perusahaan asuransi di Asia Pasifik.

|Baca juga: Bencana Alam Melonjak, Penetrasi Asuransi Global Catat Rekor Tertinggi!

Aon memperingatkan meskipun risiko iklim tetap penting, pergeseran pola paparan seperti meningkatnya kepadatan penduduk dan pembangunan perkotaan di daerah berisiko tinggi menjadi faktor yang lebih signifikan dalam mendorong kerugian.

Secara global, asuransi hanya menanggung US$145 miliar dari US$368 miliar kerugian akibat bencana alam pada 2024, dan 54 persen di atas rata-rata pada abad ke-21.

Lebih lanjut, Asia Pasifik menilai kekurangan asuransi masih terjadi, menyoroti kerentanan kawasan dan kebutuhan mendesak bagi perusahaan asuransi untuk beradaptasi dengan dinamika risiko yang terus berubah.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Emas Makin Melemah Pasca-Negosiasi Dagang AS-China 
Next Post Laba Bersih BMHS Tumbuh 16% di 2024

Member Login

or