Media Asuransi, JAKARTA – Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag – Kerajaan Belanda meluncurkan buku berjudul Road to Rotterdam secara hybrid. Acara berlangsun di kantor pusat LPEI di Jakarta dan Indonesia House Amsterdam di Amsterdam pada Rabu, 14 Mei 2025.
Road to Rotterdam disusun oleh Economist LPEI dan Fungsi Ekonomi KBRI Den Haag, mengulas tentang peluang dan tantangan ekspor serta karakteristik pasar di Belanda. Ketua Dewan Direktur merangkap Plt, Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso, mengatakan bahwa buku Road to Rotterdam disusun di tengah urgensi untuk menyesuaikan strategi ekspor.
“Sebagaimana kita ketahui, perekonomian global diwarnai ketidakpastian yang semakin tinggi akibat perang tarif. Sehingga, upaya-upaya untuk memperluas pasar ekspor diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar Amerika Serikat (AS). Dalam kaitan ini, Belanda menjadi salah satu pasar yang kita sasar bersama,” ujar Sukatno dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 16 Mei 2025.
|Baca juga: Indonesia Eximbank (LPEI) dan Saudi Exim Bank Jalin Kerja Sama Strategis
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, yang hadir secara daring menegaskan pentingnya peran Belanda sebagai mitra dagang strategis Indonesia. Dia menyebutkan ekspor Indonesia ke Belanda mengalami peningkatan hingga double digit pada tahun 2024. Sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Eropa masuk melalui Pelabuhan Rotterdam, pelabuhan terbesar di Eropa dan salah satu yang tersibuk di dunia.
“Kolaborasi antara LPEI dan KBRI Den Haag dalam penyusunan buku ini diharapkan dapat menjadi referensi praktis dan memperkuat dukungan bagi eksportir untuk lebih berani melangkah ke pasar global, khususnya melalui Belanda sebagai gerbang Eropa,” kata Mayerfas.
Sementara itu, Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat, menjelaskan bahwa dari perspektif perdagangan internasional, Belanda memiliki posisi yang strategis karena merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia. Dari sisi produk, beberapa produk yang saat ini terfokus ke pasar AS seperti Pakaian Jadi, Alas Kaki, Ban Pneumatik, dan Produk Kimia sebetulnya memiliki peluang untuk masuk ke pasar Eropa melalui Rotterdam (Belanda), mengingat potensi tingginya permintaan (demand) untuk produk-produk tersebut di kawasan.
|Baca juga: LPEI (Indonesia Eximbank) Salurkan Pembiayaan PKE Lebih dari Rp7 Triliun pada 2024
Selain itu, Belanda menjadi target pasar yang menarik, karena memiliki profil risiko yang relatif rendah, ditopang oleh faktor-faktor berikut: pertama, permintaan di dalam negeri yang baik. Kedua, inflasi yang perlahan melandai. Ketiga, kekuatan mata uang Euro. Keempat, sovereign credit yang terjaga di level AAA oleh seluruh lembaga pemeringkat internasional. Kelima, risiko kegagalan bayar perusahaan Belanda yang relatif rendah.
Sementara itu, dalam rangka mendorong produk Indonesia menembus pasar ekspor, para pelaku usaha khususnya pelaku UMKM wajib untuk memperhatikan aspek standarisasi dan sertifikasi supaya produk dapat diterima di Belanda. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Indonesia Diaspora SME Export Empowerement & Development, Ira Damayanti, dalam sesi panel diskusi peluncuran buku Road to Rotterdam.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tren, demand dan selera konsumen di Eropa, khususnya Belanda yang tidak dapat disamakan dengan selera konsumen Indonesia. Cita rasa juga harus menyesuaikan selera konsumen lokal, misalnya tingkat kepedasan.
“Untuk memahami selera konsumen dan produk agar diterima, kita harus mengenalkan produk kita terlebih dahulu ke pasar Belanda, karena terdapat banyak diaspora Indonesia. Belanda dikenal sebagai pintu gerbang masuknya produk Indonesia ke Eropa, dengan banyaknya diaspora Indonesia yang bermukim di Belanda, tentu menjadi peluang besar bagi produk kita untuk menembus pasar Eropa secara lebih luas. Namun, kita juga harus menyiapkan diri dengan standarisasi dan sertifikasi yang sesuai,” ujar Ira.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News