Media Asuransi, GLOBAL – Aktivitas pabrik usaha skala kecil dan menengah di China selama Mei lalu mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan, demikian survei Caixin, lembaga sektor swasta menunjukkan pada Selasa, 3 Juni 2025. Hal ini menunjukkan tarif AS sekarang mulai berdampak secara langsung ke perekonomian terbesar kedua dunia itu hingga ke level bawah.
|Baca juga: Sektor Manufaktur Indonesia Terkontraksi di Bawah 50,0 pada April 2025
Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Caixin/S&P Global menunjukkan tidak adanya ekspansi karena angkanya menjadi 48,3 pada bulan Mei dari 50,4 pada bulan April, atau di bawah angka standar 50 sebagai persyaratan adanya pertumbuhan permintaan konsumen.
Angka ini di bawah ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters dan menandai kontraksi pertama sejak September tahun lalu. Itu juga merupakan pembacaan terendah dalam 32 bulan. Permintaan luar negeri semakin menurun pada bulan Mei, dengan tolok ukur pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Juli 2023, kata Caixin. Total pesanan baru, indikator permintaan keseluruhan, juga mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan.
|Baca juga: Aktivitas Manufaktur China Melemah Selama April
Survei versi swasta ini secara umum sejalan dengan PMI resmi China yang dirilis pada hari Sabtu yang menunjukkan aktivitas pabrik turun untuk bulan kedua. PMI Mei menunjukkan angka 49,5, membaik dari April yang di angka 49, namun masih menunjukkan kontraksi permintaan pasar luar negeri.
Biasanya PMI manufaktur Caixin sedikit berbeda dengan versi pemerintah karena cakupannya yang lebih sempit dan segmennya lebih ke usaha menengah dan kecil, berbeda dengan survei pemerintah yang menyasar perusahaan skala besar.
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump sempat digagalkan pengadilan perdagangan yang menilai Trump melampaui kewenangannya dalam mengenakan bea dan memerintahkan pemblokiran kebijakan tersebut. Namun sehari setelah Keputusan ini pemerintah mengajukan banding dan hasilnya Pengadilan Banding Federal untuk sementara memberlakukan kembali tarif AS yang paling luas,
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News