Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan kondisi neraca pembayaran Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang kuat meskipun tekanan global belum mereda. Hal tersebut tercermin dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan serta masuknya arus modal asing ke dalam negeri.
“Neraca perdagangan pada April 2025 mencatat surplus sebesar US$0,2 miliar, melanjutkan surplus pada Maret 2025 sebesar US$4,3 miliar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil RDG BI, Rabu, 18 Juni 2025.
|Baca juga: Pengguna QRIS Tab Tembus 47,8 Juta, BI Pede Transaksi Digital Terus Meluas!
|Baca juga: Jurus BI Lawan Ketidakpastian Global saat Ekonomi RI Diramal Tumbuh 5,4% di 2025
Perry menjelaskan kinerja ekspor nasional diperkirakan masih terus mencatatkan hasil positif, terutama didorong oleh penguatan ekspor beberapa komoditas unggulan. “Kinerja positif ekspor ini diperkirakan terus berlanjut pada triwulan II/2025 terutama didukung oleh ekspor komoditas minyak kelapa sawit, mesin listrik, besi baja, dan kimia organik,” kata Perry.
Selain surplus perdagangan, BI juga mencatat arus masuk modal asing tetap tinggi seiring meningkatnya kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan stabilnya kondisi pasar keuangan domestik.
|Baca juga: Media Asuransi Kembali Gelar Turnamen Golf
|Baca juga: GoTo Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Berikut Lengkapnya!
“Aliran masuk modal asing ke instrumen portofolio domestik terutama dalam bentuk SBN juga terus berlanjut, sejalan dengan tetap baiknya prospek perekonomian Indonesia, tingginya imbal hasil instrumen keuangan Indonesia, dan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global,” ungkapnya.
Tercatat hingga 16 Juni 2025, net inflow ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) telah mencapai US$1,7 miliar pada kuartal II/2025. Di sisi lain, posisi cadangan devisa tetap terjaga pada level tinggi.
“Posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2025 tetap tinggi, yaitu sebesar US$152,5 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” jelasnya.
Jumlah cadangan devisa ini, lanjut Perry, jauh berada di atas standar kecukupan internasional yang berada di kisaran tiga bulan impor. Maka dari itu, lanjut Perry, dengan berbagai indikator tersebut, BI optimistis keseluruhan neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2025 akan tetap solid.
|Baca juga: Merck (MERK) Ajak Kolaborasi Lintas Sektor Tingkatkan Kesadaran dan Penanganan Multiple Sclerosis
|Baca juga: Kecelakaan Pesawat Air India Hantam Industri Reasuransi Penerbangan Global
“Secara keseluruhan, neraca pembayaran Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap baik ditopang defisit transaksi berjalan yang lebih rendah dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari PDB, serta surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News