Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan kondisi likuiditas perbankan terbilang memadai, permodalan terjaga pada level tinggi, dan risiko kredit terpantau rendah. Kondisi ini diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
|Baca juga: Kecelakaan Pesawat Air India Hantam Industri Reasuransi Penerbangan Global
|Baca juga: Media Asuransi Kembali Gelar Turnamen Golf
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan likuiditas perbankan yang tetap memadai tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 24,98 persen pada Mei 2025. Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada April 2025 tetap tinggi sebesar 25,41 persen sehingga masih mampu untuk menyerap risiko.
“Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan tercatat rendah, sebesar 2,24 persen (bruto) dan 0,83 persen (neto) pada April 2025,” kata Perry, dalam konferensi pers Hasil RDG BI, Rabu, 18 Juni 2025.
Ia menambahkan hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK.
|Baca juga: Amar Bank (AMAR) Cetak Pertumbuhan Laba Tertinggi Sejak Awal Operasional
|Baca juga: Merck (MERK) Ajak Kolaborasi Lintas Sektor Tingkatkan Kesadaran dan Penanganan Multiple Sclerosis
“Dalam (rangka) memitigasi berbagai risiko ekonomi global dan domestik yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News