1
1

Studi: Kebijakan Emisi Perusahaan Asuransi Berdampak terhadap Industri Batu Bara

Ilustrasi. | Foto: BRI Life

Media Asuransi, GLOBAL – Studi baru oleh para peneliti di Universitas Zurich dan Institut Keuangan Swiss mengungkapkan jika perusahaan asuransi besar menggunakan kekuatan underwriting emisi mereka untuk mengelola risiko iklim maka hal itu dapat berdampak nyata bagi industri batu bara.

Melansir Asia Insurance Review, Senin, 23 Juni 2025, studi setebal 72 halaman berjudul ‘Insurers’ Carbon Underwriting Policies‘ memberikan bukti sistematis pertama tentang dampak kebijakan underwriting emisi karbon perusahaan asuransi.

|Baca juga: Melesat 27,88%, Pembayaran Digital Tembus 3,93 Miliar Transaksi di Mei 2025

|Baca juga: BI Pede Inflasi Terkendali di 2,5±1% hingga 2026

Dengan menggunakan data tentang komitmen publik dan cakupan asuransi tambang batu bara AS, studi independen tersebut menunjukkan perusahaan asuransi dengan ‘kebijakan underwriting karbon formal mengurangi jumlah tambang batu bara yang mereka asuransikan hingga 16 persen dan memangkas volume batu bara yang diasuransikan hingga 56 persen.

Tambang yang terdampak lebih mungkin mengurangi operasi atau menutupnya sama sekali. Studi tersebut juga menyoroti variasi substansial dalam adopsi dan implementasi kebijakan ini. Sementara perusahaan asuransi Eropa telah mengadopsi pembatasan yang semakin ketat dengan beberapa perusahaan asuransi AS dan Asia belum mengadopsi kebijakan tersebut.

Beberapa perusahaan bahkan telah memperluas underwriting bahan bakar fosil meskipun ada pengecualian underwriting. Meskipun makalah ini sebagian besar berfokus pada dampak kebijakan underwriting emisi batu bara, namun para peneliti mengatakan kebijakan pengecualian yang berfokus pada gas, misalnya, dapat memiliki dampak yang sama.

|Baca juga:BI Tegaskan Ketahanan Perbankan RI Tetap Tangguh, Ini Alasannya!

|Baca juga: Obligasi Rp110 Miliar Milik Sumber Global Energy (SGER) Jatuh Tempo 1 Bulan Lagi

Perusahaan asuransi menghadapi risiko yang tidak dapat ditoleransi jika mereka terus menjamin dan berinvestasi dalam infrastruktur LNG baru yang mudah menguap. Hal itu karena bahan bakar ini tidak kompetitif secara harga dengan teknologi terbarukan dan juga akan mengunci emisi untuk beberapa dekade ke depan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Rambah Asia-Pasifik dan Timur Tengah, United Risk Resmi Akuisisi Pinnacle Underwriting
Next Post Garda Oto dan Agung Toyota Ajak Pelanggan Tanam 3.000 Pohon Bakau di Batam

Member Login

or