1
1

Pasar Blockchain di Industri Asuransi Diramal Tembus US$59,9 Miliar di 2032

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/MR SOCCER from Shutterstock

Media Asuransi, JAKARTA – Laporan Fortune Business Insights mengungkapkan teknologi blockchain di industri asuransi diperkirakan tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi itu tentu dengan harapan tetap diiringi penguatan perlindungan konsumen.

Dilansir dari Insurance Asia, Rabu, 25 Juni 2025, laporan menyebutkan nilai pasar global blockchain di sektor asuransi diproyeksikan naik dari US$2,96 miliar pada 2025 menjadi US$59,9 miliar pada 2032, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 53,7 persen.

|Baca juga: Bank Dunia Beri Peringatan Keras, Ekonomi RI Bisa Anjlok Kalau Pemerintah Tidak Lakukan Ini!

|Baca juga: Bank Dunia Sebut Program Tiga Juta Rumah Jalan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%

Wilayah Asia-Pasifik diperkirakan mencatat pertumbuhan tercepat, didorong oleh kemajuan teknologi dan inisiatif percontohan yang dilakukan oleh perusahaan insurtech lokal. Teknologi blockchain dalam asuransi berfungsi sebagai sistem buku besar terdistribusi yang memungkinkan perusahaan asuransi mengakses catatan transaksi bersama yang tidak dapat diubah.

Hal ini mempermudah deteksi dan pencegahan klaim asuransi palsu. Melalui jaringan peer-to-peer yang terdesentralisasi, data klaim dapat dibagikan dengan lebih aman, sehingga meminimalisasi risiko manipulasi dan meningkatkan transparansi serta kepercayaan.

Meskipun pertumbuhannya diprediksi sangat cepat, namun adopsi teknologi ini masih dalam tahap awal. Banyak proyek blockchain di industri asuransi yang masih berada pada fase konsep. Namun, meningkatnya investasi dan kebutuhan akan sistem manajemen klaim otomatis menjadi faktor utama pendorong pengembangan teknologi ini.

|Baca juga: DBS: Hong Kong Jadi Investor Asing Paling Strategis dan Konsisten untuk Indonesia

|Baca juga: Aturan Co-Payment Asuransi Terancam Pangkas Pendapatan Rumah Sakit

Adopsi oleh perusahaan asuransi masih terbatas, karena sebagian besar pelaku industri bersikap hati-hati dalam penerapan. Meski demikian, perhatian dari regulator terus meningkat.

Pada Februari 2023, Otoritas Regulasi dan Pengembangan Asuransi India (IRDAI) mengonfirmasi tengah mengeksplorasi penggunaan blockchain dan teknologi baru lainnya untuk mendukung solusi asuransi yang instan dan bersifat personal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menpar Widiyanti Cek Kesiapan TMII Sambut Libur Sekolah
Next Post Gencatan Senjata Iran-Israel Rapuh, IHSG Melemah di Sesi I

Member Login

or