Media Asuransi, GLOBAL – Laporan survei Money.com.au mengungkapkan banyak keluarga di Australia yang punya asuransi rumah sakit swasta justru enggan memakainya. Penyebab utamanya adalah biaya tambahan yang harus dibayar sendiri terlalu mahal.
Dilansir dari Insurance Asia, Rabu, 2 Juli 2025, hasil survei menyatakan satu dari lima keluarga atau sekitar 20 persen memilih tidak menggunakan asuransinya karena biaya tambahannya tinggi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan (17 persen) dan individu lajang (15 persen) yang juga mengaku menghindari klaim karena alasan serupa.
|Baca juga: Manjakan Nasabah, Bank DBS Indonesia Hadirkan Guided Conversation
|Baca juga: IPOT: Saham Perbankan & Properti Jadi Incaran Jelang Keputusan Suku Bunga
Menariknya, keluarga juga menjadi kelompok yang paling jarang menggunakan asuransi saat butuh perawatan medis. Hanya 43 persen yang benar-benar mengajukan klaim. Sementara 44 persen dari lajang dan 64 persen dari pasangan tetap menggunakan asuransinya saat dibutuhkan.
Menurut laporan tersebut, keluarga lebih sering menghadapi kebutuhan medis seperti melahirkan atau perawatan anak, sehingga biaya tambahan yang mereka tanggung pun lebih besar. Survei yang dilakukan pada Maret 2025 ini melibatkan 1.000 orang dari berbagai wilayah di Australia.
Selain soal biaya, ada juga yang tidak klaim karena bingung dengan manfaat asuransinya. Sekitar 20 persen lajang mengaku ragu-ragu karena tidak tahu apa saja yang ditanggung oleh asuransi mereka. Hal ini juga dirasakan oleh 12 persen keluarga dan 9 persen pasangan.
|Baca juga: Pesona Asuransi Satelit Meroket, IFG Progress: Tumbuh 1.956% di Kuartal I/2025
|Baca juga: Alokasi Investasi Industri Asuransi Umum Didominasi Obligasi, Tembus Rp59,6 Triliun di Kuartal I/2025
General Manager Health Insurance Money.com.au Chris Whitelaw mengatakan banyak keluarga yang sebenarnya bisa menekan biaya, tapi belum tahu caranya. Salah satunya adalah dengan memilih rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan asuransi atau dokter yang tidak mengenakan biaya tambahan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News