1
1

Mendag Beberkan Sejumlah Jurus Pamungkas RI Hadapi Perang Dagang

Menteri Perdagangan Budi Santoso. | Foto: Kemendag

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi perang dagang yang sedang terjadi dan adanya kebijakan tarif resiprokal. Tidak ditampik, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pengenaan tarif memberikan guncangan tersendiri.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan strategi pertama ialah diplomasi. Budi menuturkan Indonesia saat ini sudah mempersiapkan tim negosiasi yang berada di kedutaan. Menurutnya AS memiliki sifat yang cepat berubah sehingga dengan strategi diplomasi ini Indonesia bisa mengantisipasi dengan lebih cepat.

|Baca juga: Mendag Pamer Kinerja Ekspor RI Tidak Goyah di Tengah Perang Dagang

“Amerika ini kan cepat sekali berubahnya, sehingga kita harus antisipasi. Kalau ada perubahan ya kita sudah siap,” tegas Budi, dalam Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Institute Development of Economics and Finance (Indef) 2025 bertajuk ‘Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah’, di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

Langkah kedua adalah pengalihan pangsa ekspor. Indonesia sudah memiliki banyak pasar ekspor di negara lain. Hal ini tentunya memberikan dampak positif. Indonesia berencana mempercepat proses negosiasi perjanjian dagang dengan negara atau kawasan lain.

Strategi ketiga yang akan dilakukan yakni antisipasi limpahan barang impor. Budi menyebutkan pentingnya langkah proteksi terhadap kemungkinan limpahan barang impor dari negara-negara yang tidak bisa lagi mengekspor ke pasar besar seperti Amerika.

Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, pemerintah telah mengeluarkan paket deregulasi impor, termasuk mencabut delapan Permendag dan menggantinya dengan sembilan regulasi baru yang dibagi per klaster seperti TPT, elektronik, dan besi baja.

“Sehingga paket diregulasi yang kita lakukan ini adalah salah satu bagaimana juga kita mempunyai daya saing. Kemudian juga membuka lapangan pekerjaan dan tentunya adalah investasi,” imbuhnya.

|Baca juga: Beda Jauh dari Milenial, Ini Alasan Gen Z Sulit Merasa Aman Secara Finansial

|Baca juga: Pengumuman! Pemerintah Bakal Luncurkan Lembaga Baru untuk Kerek Produktivitas Masyarakat

Lebih lanjut, evaluasi perjanjian dagang menjadi strategi terakhir yang dicanangkan oleh pemerintah. Tercatat saat ini sudah ada 19 perjanjian dagang yang terimplementasi, 10 tahap proses, dan 16 dalam tahap perundingan. Dirinya berharap Indonesia bisa menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan adil dengan mitra dagang.

Sehingga, tambahnya, kondisi neraca dagang kedua negara bisa seimbang dan menguntungkan masing-masing pihak. “Kami juga tidak ingin sebenarnya, misalnya, kita punya mitra dagang dengan negara-negara lain tapi gara-gara ada perjanjian kita, kemudian dia defisit,” pungkas Budi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post APPARINDO Bersama DPLK Manulife Selenggarakan Workshop
Next Post BCA Jadi Pemenang Utama Indonesia Operations Banking Summit 2025

Member Login

or