Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan langkah kolaboratif yang erat dari lintas sektor Kementerian/Lembaga (K/L) dalam upaya mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan di destinasi wisata.
|Baca juga: Menpar Widiyanti Ajak Semua Pihak Patuhi SOP Wisata Ekstrem
“Target kita jelas yaitu zero accident di seluruh destinasi pariwisata Indonesia. Satu kejadian saja dapat merusak kepercayaan wisatawan dan mencoreng citra Indonesia di mata dunia,” kata Widiyanti Putri Wardhana saat membuka kegiatan “Rapat Koordinasi K/L Terkait Isu Keselamatan Wisatawan di Destinasi Wisata” secara daring, Rabu kemarin.
Widiyanti mengatakan keselamatan wisatawan adalah isu lintas sektor yang membutuhkan perhatian dan aksi bersama.
“Tanpa sistem keselamatan yang kuat, pariwisata tidak akan berkelanjutan apalagi mampu bersaing secara global,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti dalam keterangan tertulis Biro Komunikasi Kemenpar, Kamis, 3 Juli 2025.
|Baca juga: Wamenpar Apresiasi Penyelenggaraan Segoro Topeng Kaliwungu
Menteri Pariwisata merinci sejumlah isu keselamatan untuk bisa didalami bersama. Mulai dari isu keselamatan transportasi, perhatian dan pengawasan teknis dalam pengelolaan daya tarik wisata, keselamatan dalam pengelolaan daya tarik wisata, pengaturan tingkat kapasitas pengunjung, keselamatan wisatawan terutama di destinasi yang ekstrem, dan isu lainnya.
Kementerian Pariwisata mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat serta pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas lokal untuk menjadikan keselamatan sebagai komitmen bersama yang tidak bisa ditawar dalam menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Rapat koordinasi ini, ujar Menteri Pariwisata, bertujuan untuk memetakan isu keselamatan prioritas berdasarkan jenis destinasi, menyelaraskan kebijakan, regulasi, dan standar antar K/L secara operasional.
Selain itu juga menyusun rencana aksi terpadu termasuk mitigasi risiko, sistem peringatan dini, respons darurat, juga memperkuat pengawasan berkelanjutan dari wahana hiburan, hingga ekowisata dan wisata petualangan.
“Perizinan, pengawasan, dan penertiban perlu dilakukan. Kita juga perlu meningkatkan kapasitas SDM untuk menjaga ini dengan sebaik-baiknya. Kami berharap hari ini kita bisa bersama-sama menyepakati kebijakan yang dapat ditindaklanjuti dari masing-masing dan diteruskan dengan penyusunan standar operasi, sosialisasi, dan implementasi kebijakan tersebut. Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat memastikan setiap wisatawan merasa aman, dihargai, dan terlindungi,” ujarnya.
Isu keaman dan keselamatan di destinasi wisata mencuat usai peristiwa jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, Sabtu, 21 Juni lalu. Turis tersebut tewas di lokasi jatuh dan peristiwa tersebut menuai kecaman dari warga Brasil yang menilai proses penyelamatan terlalu lambat dan menilai tim rescue tidak sigap.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News