Media Asuransi, JAKARTA – Consumer Banking Director Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom mengaku tidak ada penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bank DBS Indonesia. Pasalnya, nasabah yang ada telah memiliki alokasi keuangan tersendiri untuk tujuan panjang terutama terkait investasi.
“Karena memang untuk segmen High Net Worth (HNW) ke atas itu memang mereka sudah mempunyai alokasi masing-masing,” ungkap Melfrida, usai peluncuran Manulife Protection Optimum Elite (Manulife PRIME), di Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Fokus Edukasi Nasabah Hadapi Pemberlakuan Co-Payment
Melfrida tidak menampik kondisi sekarang ini sedang terjadi pengetatan likuiditas di industri perbankan Indonesia. Kondisi itu tentu perlu disikapi dengan baik dan cermat agar tidak memberikan dampak negatif terhadap laju bisnis terutama dalam rangka mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan.
Di tengah pengetatan likuiditas, ia mengklaim, Bank DBS Indonesia tidak mengalaminya. Bahkan, tambahnya, situasi tersebut juga tidak memengaruhi keputusan investasi para nasabah tajir di Bank DBS Indonesia. Hal itu dilihat dari sinergi Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia yang meluncurkan Manulife PRIME.
“Kalau dibilang pelemahan tabungan di berita-berita kan sudah ada terkait pengetatan likuiditas. Jadi memang likuiditas yang ketat kita merasakan. Tapi nasabah kita yang memang kita tujukan untuk produk ini lebih kepada yang memang bisa mengalokasikan dari dana mereka yang memang bukan sisa tapi sudah dialokasikan,” sebutnya.
|Baca juga: Bank Mega Syariah Dorong Peningkatan DPK Lewat Diversifikasi Produk dan Layanan Digital
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Sebut Bisnis Bancassurance Tetap Cerah hingga 2025
Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada Juni 2025 berada di 83,8, menguat 4,8 poin dari posisi bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penguatan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 2,4 poin pada periode yang sama ke 95,3 dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) sebesar 7,2 poin ke level 72,4.
“Terkait dengan komponen IIM, sebanyak 73,3 persen responden Survei Konsumen dan Perekonomian atau KP LPS menyatakan pernah menabung,” ujar Direktur Group Riset LPS Seto Wardono.
Lebih lanjut, terjadi penurunan pada persentase responden yang menilai nilai yang ditabung lebih kecil dari yang direncanakan, yaitu dari 56,7 persen responden pada Mei 2025 menjadi 52,5 persen responden pada Juni 2025.
|Baca juga: Komdigi Klaim Punya Database Berisi Ratusan Ribu Rekening dan Nomor HP Terindikasi Judol
|Baca juga: Judol Berbasis Luar Negeri Makin Masif, Pemerintah Akui Hadapi Tantangan Lintas Yurisdiksi
Mengenai komponen IWM, persentase responden yang menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung tercatat sedikit menurun menjadi 28,9 persen pada Juni 2025, dari 29,0 persen pada Mei 2025.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News