Media Asuransi, JAKARTA – Rencana merger tiga perusahaan reasuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai sebagai langkah positif bagi industri. Upaya tersebut diharapkan berdampak baik terhadap laju bisnis dan pengembangan reasuransi di masa mendatang.
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo menilai konsolidasi ini dapat membawa dampak baik dalam memperkuat daya saing serta efisiensi industri perasuransian nasional.
|Baca juga: Penerapan Co-Payment Asuransi Kesehatan Diminta Ditunda hingga Awal 2027
|Baca juga: Prediksi IHSG dan 6 Saham yang Berpeluang Melesat di Akhir Pekan
“Konsolidasi reasuransi berdampak baik karena dapat meningkatkan kapasitas daya serap risiko di dalam negeri sehingga dapat menekan defisit neraca jasa asuransi ke luar negeri,” kata Irvan, kepada Media Asuransi, Jumat, 4 Juli 2025.
Menurutnya agar rencana konsolidasi ini berjalan efektif, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan pelaku industri. Salah satunya adalah perlunya optimalisasi terhadap kapasitas reasuransi di dalam negeri.
“Gambaran umum agar konsolidasi efektif perlu adanya optimalisasi daya tampung reasuransi dalam negeri dan sinergi antara reasuransi BUMN dan swasta,” ujarnya.
|Baca juga: Bahaya Besar Mengintai Pasar Keuangan RI Jika Konflik Timur Tengah Terus Membara
|Baca juga: Bank Mega Syariah Dorong Peningkatan DPK Lewat Diversifikasi Produk dan Layanan Digital
Namun, Irvan mengingatkan proses konsolidasi bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar yang mungkin dihadapi adalah menyatukan perbedaan budaya kerja antarperusahaan asuransi yang akan dikonsolidasikan.
“Tantangan yang dihadapi adalah menyatukan kultur dan sistem kerja perusahaan yang berbeda-beda menjadi satu kultur baru,” pungkas Irvan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
