1
1

Ketidakpastian Geopolitik Picu Arus Modal Keluar dari Indonesia, Apa Solusinya?

Direktur Utama LPPI Heru Kristiyana. | Foto: Media Asuransi/Angga Bratadharma

Media Asuransi, JAKARTA – Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) memperingatkan ketidakpastian geopolitik bisa memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Di antaranya adalah terjadinya arus modal keluar atau capital outflow yang perlu menjadi perhatian banyak pihak.

“Jadi kita sempat menyaksikan kemarin IHSG kita, saham-saham perbankan kita termasuk Himbara itu terdampak sangat dalam. Kalau kita melihat saham-saham dari bank-bank besar kayak Bank Mandiri, kayak BRI itu semua turun ke bawah,” kata Direktur Utama LPPI Heru Kristiyana, dalam The 7th Indonesia Financial Sector Outlook 2025, Selasa, 8 Juli 2025.

|Baca juga: 3 Reasuransi Milik Negara Bakal Dimerger, Pengamat: Mengurangi Kebocoran Premi ke Luar Negeri!

|Baca juga: Modal Besar Saja Tidak Cukup, Pengamat Asuransi Kasih Warning Ini tentang Konsolidasi Reasuransi!

Bahkan, tambahnya, IHSG sempat menembus level 6.000an dari sebelumnya di 7.000an. Situasi semacam ini, lanjutnya, yang membuat investor mencari instrumen investasi yang lebih aman atau safe haven. Apalagi, ketidakpastian juga terus membayangi saat Presiden AS Donald Trump mengambil kebijakan yang memengaruhi perekonomian Negara Paman Sam.

“Nah kalau dengan kebijakan Trump yang seperti itu, yang kemudian nanti memicu defisit fiskalnya mereka, tentunya pertama yang dilakukan oleh The Fed pasti akan menaikkan yield. Dan kalau yield naik suka tidak suka, Indonesia pasti juga akan menyesuaikan. Karena kalau tidak pasti investor juga akan lari keluar,” ucapnya.

“Kalau yield SBN kita tidak naik ya pasti kita atau investor itu mencari safe haven di tempat-tempat lain. Jadi ini memang salah satu yang perlu kita juga cermati ke depan,” tambahnya.

Di sisi lain, Heru menyampaikan, meski kesulitan menghadang akibat ketidakpastian tapi sering juga melahirkan inovasi. Kondisi semacam ini, menurutnya, yang membuat Indonesia semakin agile dan adaptif dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu.

“Kita harus tentunya merangkul momen ini sebagai peluang untuk meninjau ulang strategi keuangan kita dan membina ketahanan dalam sistem keuangan kita,” tegasnya.

|Baca juga: Great Eastern Bantah Langgar Aturan Akuisisi dalam Penawaran OCBC

|Baca juga: Kalahkan Bezos dan Zuckerberg, Larry Ellison Kini Orang Terkaya Nomor 2 Dunia!

Lebih lanjut, ia menegaskan, Indonesia perlu memastikan sektor keuangan tidak hanya bereaksi terhadap perubahan, tetapi secara proaktif memposisikan diri untuk memanfaatkan tren dan pergeseran pasar. Untungnya, OJK sudah mengeluarkan berbagai macam kebijakan guna memperkuat industri keuangan di Indonesia.

“Tentunya kita melihat OJK sudah mengeluarkan berbagai roadmap yang tentunya secara komprehensif ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau daya saing lembaga-lembaga keuangan kita, sekaligus mempromosikan inklusivitas digital yang telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam beberapa tahun terakhir,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Jasindo Hadirkan Mobil Sehat di Universitas Majalengka, Wujud Nyata Kepedulian Sosial
Next Post IHSG Diramal Lanjut Menguat, Berikut 4 Saham yang Siap Cuan!

Member Login

or