Media Asuransi, JAKARTA – Menanggapi adanya rencana merger tiga reasuransi pelat merah yang saat ini ada di bawah kendali Danantara, Direktur Utama PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), Teguh Budiman, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi dan arahan terkait hal itu dan cukup kaget juga ada informasi tersebut.
“Oh gituu, kata siapa ya? Sampai saat ini kami belum ada arahan terkait hal itu dan hingga sekarang kami belum dapat info tersebut,’’ ujarnya singkat, Selasa, 8 Juli 2025.
Saat ditanya apakah dengan merger tiga reasuransi tersebut merupakan yang langkah tepat untuk memperkuat reasuransi di Indonesia, Teguh hanya menjawab, ’’Kita manut pemegang saham”.
|Baca juga:3 Reasuransi Milik Negara Bakal Dimerger, Pengamat: Mengurangi Kebocoran Premi ke Luar Negeri!
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, dalam RDP dengan Komisi XI DPR RI menyampaikan rencana merger tiga BUMN yang saat ini ada di bawah kendali Danantara. Tiga perusahaan Reasuransi itu adalah Tugure, Indonesia Re, dan Nasional Re.
Menurut Benny, integrasi perusahaan reasuransi milik negara ini merupakan bentuk dari hilirisasi industri jasa keuangan di Indonesia yang tentunya akan membuat industri reasuransi dalam negeri semakin kuat khususnya dalam peran kami sebagai backbone industri jasa keuangan di Indonesia.
Terkait kinerja perusahaan, Dirut Tugure, Teguh Budiman, memaparkan bahwa kinerja Tugure pada kuartal I/2025 mencatatkan pertumbuhan premi bruto sebesar lima persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, capaian kinerja kuartal I /2025 juga ditopang oleh hasil investasi yang naik sebesar 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Sehingga pada akhir kuartal I/2025, Tugure berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp60 miliar.
|Baca juga: Merger 3 Reasuransi BUMN Dinilai Bisa Tekan Defisit Neraca Jasa Asuransi ke Luar Negeri
“Pencapaian ini menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas Tugure di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, termasuk dinamika geopolitik serta volatilitas pasar keuangan,” tegas Teguh.
Menurutnya, sejalan dengan strategi selektif dan prudent underwriting yang diterapkan, Tugure terus fokus pada pengelolaan portofolio yang sehat dan penguatan manajemen risiko. Pendekatan ini tidak hanya menjaga profitabilitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan pertumbuhan di tengah tantangan eksternal yang kompleks.
Untuk akhir tahun ini, Tugure menargetkan pertumbuhan premi bruto sebesar delapan persen dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi sebesar Rp3,70 triliun di akhir tahun 2025. “Adapun pencapaian ini tetap akan mengutamakan kualitas underwriting dan balancing portofolio, sehingga kami optimistis untuk mencapai pertumbuhan laba bersih sesuai dengan target yang telah ditetapkan,’’ ujar Teguh.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News