Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re Institute memperkirakan pertumbuhan premi asuransi global melambat menjadi dua persen pada 2025 dari 5,2 persen pada 2024, sebelum disusul pada 2026 menjadi sebesar 2,3 persen.
Melansir Insurance Asia, Jumat, 11 Juli 2025, menurut laporan sigma Asuransi Dunia terbaru dari Swiss Re Institute, perkiraan ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi yang lebih luas, kebijakan tarif Amerika Serikat, dan meningkatnya ketidakpastian global.
|Baca juga: OJK Sebut 43 Emiten Buyback Saham Tanpa RUPS, Alokasikan Dana Rp22,54 Triliun!
|Baca juga: Siap-siap! OJK Bakal ‘Sentil Keras’ Pindar yang Gagal Jaga Rasio Kredit Macet
Sementara itu, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global yang disesuaikan dengan inflasi diproyeksikan turun menjadi 2,3 persen pada 2025 dan 2,4 persen pada 2026. Nilai ini turun dari 2,8 persen pada tahun ini.
Kepala Ekonom Swiss Re Group Jérôme Haegeli mengatakan meskipun perusahaan asuransi akan terus mendapatkan keuntungan dari kenaikan pendapatan investasi, namun tarif diperkirakan membebani aktivitas ekonomi dan permintaan asuransi. Dirinya memperingatkan tren jangka panjang menuju fragmentasi pasar justru mengikis keterjangkauan dan ketersediaan asuransi.
Di sisi lain, pertumbuhan China diperkirakan melambat menjadi 4,7 persen di tahun depan dari yang sebelumnya 5,0 persen pada 2024. Hal ini disebabkan oleh ketegangan perdagangan dan ketidakpastian meredam aktivitas. Lebih lanjut, Swiss Re memperingatkan fragmentasi ekonomi akan menimbulkan risiko jangka panjang bagi industri asuransi.
|Baca juga: POJK Akses Pembiayaan UMKM Ditargetkan Terbit Agustus, OJK Pede Kredit Kembali Melesat!
|Baca juga: Ketidakpastian Geopolitik Picu Arus Modal Keluar dari Indonesia, Apa Solusinya?
Sehingga, inflasi yang berkepanjangan akibat hambatan perdagangan dan gangguan rantai pasokan dapat meningkatkan biaya klaim, sementara pembatasan arus modal lintas batas dapat meningkatkan biaya modal dan membatasi insurabilitas risiko puncak.
Pada sisi pertumbuhan premi asuransi non-jiwa diperkirakan turun menjadi 2,6 persen pada 2025 dari 4,7 persen pada 2024, dikarenakan melemahnya lini komersial dan persaingan di lini personal.
|Baca juga: OJK Siaga Penuh Hadapi Dampak Tarif AS, Siapkan Mitigasi untuk Stabilitas Keuangan
|Baca juga: Market Share Masih Seret, OJK Dorong 5 Jurus Ini untuk Perkuat Perbankan Syariah
Di sisi pertumbuhan asuransi jiwa juga diproyeksikan melambat dari 6,1 persen pada 2024 menjadi satu persen pada 2025, sebelum meningkat menjadi 2,4 persen pada 2026. Nilai ini melambat seiring dengan memudarnya dampak dari suku bunga yang tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News